gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Konsultan

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Epik Semakin Dini, Anak Berjuang Puasa

2 Mei 2021   00:28 Diperbarui: 2 Mei 2021   00:33 1419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Epik Semakin Dini, Anak Berjuang Puasa
Semakin dini mengenal puasa semakin baik (Laksa Mahardikengrat)


Reflek aksi seperti apa yang anda lakukan, ketika anak anda yang masih kecil menangis keras karena lapar dan haus. Bisa dipastikan kita akan akan tergopoh, mencarikan segelas air minum dingin,  ditambah sepiring nasi lengkap dengan lauk kesukaannya. Masalah segera selesai, si buah hati akan tenteram, mungkin menyanyi lalu tertidur pulas, kekenyangan. Persoalannya, bila tangis kencangnya terjadi di masa masa awal merekabelajar puasa. Semua menjadi tidak mudah.

Memang puasa, baru menjadi kewajiban, manakala buah hati memasuki usia akil balik. Tapi alangkah baiknya. Bila pengalaman berjuang menahan lapar dan haus, dijalani sedini mungkin.

Pasti tidak mudah, tidak ada panduan juga, pada usia berapa sebaiknya anak mulai belajar puasa di bulan Ramadan. Pengalaman penulis, jauh lebih dramatis, bila anak mulai dikenalkan puasa sejak usia 4-5 tahun. Repotnya lumayan, namun seiring mereka besar, kita akan menikmati hasilnya saat mereka mulai besar.

Untuk bisa puasa penuh, menahan lapar dan haus. Sebaiknya buah hati. Diperkenalkan dengan puasa setengah hari,  cukup sahur, lalu berbuka saat zuhur saja. Lalu mereka bebas makan dan minum sesukanya. Pada tahap lanjutan, puasa setengah hari ini, akan di lanjutkan dengan menahan Makan dan minum setelah buka saat zuhur tiba.

Bila buah hati sudah mulai terbiasa, mulailah tahap ketiga, yaitu puasa penuh sehariam. Disini, semingu pertama, penuh dengan drama. Tangis, rengekan dan rintihan dari anak, sepanjang hari.

Apalagi di masa kritis, waktu jumat sampai magrib. Disinilah seninya membimbing buah hati sampai berhasil. Tiap keluhan,  rintihan lapar dan haus anak, kita dengar dengan bijak. Sampaikan empati kita, bahwa kita juga merasa lapar dan haus, beri penjelasan bahwa ini ibadah. Bahwa ada imbalan surga, pahala.  

Bujukan ini biasanya ampuh mengurangi rengekanl tangis buah hati, sebagai hiburan, bisa juga dijanjikan hadiah berupa uang, bila satu hari mampu menahan lapar dan haus. Walau  bonusnya Cuma Rp. 10 ribu saja, itu bisa jadi hiburan anak, disaat berjuang melewati titik derita, utamanya di sore hari, saat menjelang buka puasa.

Bonus uang atau hadiah kecil lain ini bisa menjadi picu semangat buah hati melewati masa perih dan haus itu. Bonus hadiah itu akan efektif, bila diakumulasikan dengan hadiah istimewa bila mampu berpuasa penuh. Seru pokoknya.

Jujur, cara ini amat efektif, penulis sudah melakukannya dengan tiga buah hati penulis. Mereka mulai belajar puasa setengah hari, lepas usia 3-4 tahun. Lalu berlanjut pada usia 5 tahun, ketiganya mampu berpuasa sebulan penuh, selama bulan Ramadan. Mereka sungguh hebat.

Berikut adalah manfaat puasa bagi anak kecil, yang menyehatkan tubuh dan mentalnya ;

1. Meningkatkan daya tahan tubuh anak
Dr. Dian Permatasari, M.Gizi, SpGK,  pakar kesehatan di bidang gizi jika berpuasa ternyata bisa memberikan manfaat positif bagi kesehatan anak. Daya tahan tubuh anak yang berpuasa akan mengalami peningkatan sehingga anak tidak akan mudah jatuh sakit. Hal ini disebabkan oleh manfaat puasa bagi anak yang bisa mencegah datangnya stres osidatif pada tubuh sehingga anak tidak akan mudah terkena inflamasi atau peradangan yang bisa berlanjut menjadi penyakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun