gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Konsultan

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Pengantin Sahuur! Reog Ponorogo, Perkusi Patrol, dan Koko'o

1 Mei 2021   00:51 Diperbarui: 1 Mei 2021   08:33 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sahuuur sahuuuuur !
Dalam tradisi kekinian dan dalam bekapan era normal baru, malam Ramadan jadi sendu. Agak sepi tak semeriah biasanya. Sekarang bangun jelang sahur, acap dikagetkan oleh bunyi alram HP, atau weker. Lalu disambung ritual saling membangunkan via video call, atau sapaan konyol dan kiriman stiker dan video yang menggugah. Tak terasa, kebiasaan rutin ini sudah menjadi budaya baru milenial. Bangun sahur cukup dibangunkan oleh tehnologi terkini.

Namun di beberapa daerah masih memelihara tradisi membangunkan sahur yang sangat semarak, pe uh semangat kebaikan. Seperti di Ponorogo, di sudut sudut strategis,kampung kampung memelihara para pembarong, yang mampu mengangkat reog yang beratnya belasan kilogram. Mereka saling beraksi, unjuk gigi,kelincahan, daya tahan, kesaktian. Jadilah sebuah parade kegagahan yang amat menggugah hati. Musik reog,gabungan kenong,saron, angklung besar dan terompet, meliuk liuk, mengisi suasana malam Ramadan yang syahdu. Waktu sahur pun disambut dengan antusias, semua bangun dan menonton aksi sebelu, mengisi perut sebelum imsak tiba.

Lain Ponorogo, lain lagi daerah Patrol, pantura, orkes perkusinya sungguh ramai dan agak gila gilaan. Bila diawal awal hanya memakai perlatan dapur, seperti panci,wajan dan peralatan masak lain. Sekarang sudah serius dengan gendang, jimbe, segala pernik alat perkusi. Tidak Cuma yang kecil, tetapi juga yang raksasa. Keteraturan dan kesemarakan nadanya, mebuat suasana dini pagi jadi hinggar binggar.
Tidak cuma grup jalan kaki yang berjalan, tetapi juga bisa memakai gerobak dorong, bahkan ada yang membawa truk keliling dari kampung ke kampung. Kostum seragam juga. Kadang dipakai, dengan ikat kepala yang menarik.sungguh seru.

Keramaian sahur di Pulau Jawa, terlukis nyata di dua daerah itu. Bila kita menngok Gorontalo, disana juga ada tradisi pagelaran musik perkusi, sebulan penun menjelang sahur. Tradiisi itu disebut Koko'o sahur. warga Kecamatan Talumolo, arak-arakan ini juga banyak diikuti oleh mereka yang berasal dari berbagai kecamatan yang tersebar di Kota Gorontalo.
Berawal hanya alat dapur seperti dandang, panci, dan alat masak lainnya, yang dipukul ramai ramai. Keriuhan suaranya mebgisi ruang kosong kampung yang sepi. Di kejauhan koko'o sahur suatu kampung kadang terdengar sampai kampung sebelah.saling bersahutan, mengisi, menyemarakkan malam Ramadan yang penuh arti.
 daerah bertetangga, Indragiri Hilir (Riau) dan Tanjung Jabung Timur  (Jambi) memiliki tradisi unik dalam bulan Ramadhan. Dalam membangunkan warga untuk sahur, ada tradiri Pengantin Sahur. Pengantin diarak membangunkan warga untuk sahur. Sesuatu yang unik.

Pengantin Sahur


Di Indragiri Hilir, tradisi pengantin sahur ini ada di dua desa, yakni Desa Pulau Palas dan Desa Sungai Luar. Dalam tradisi ini, pengantin yang diarak tersebut bukanlah sepasang pria dan wanita, namun keduanya laki-laki. Namun, salah seorang diantara mereka didandani layaknya pengantin wanita. Arak-arakan pengantin ini berlangsung selama satu jam atau lebih. Biasanya dimulai dari pukul 00.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB atau sampai warga terbangun sahur.

Para pengantin ini, dirias begitu cantik tak ubahnya sepasang pengantin betulan. Setiap pasangan dirias bidan pengantin dengan mengenakan layaknya baju pengantin. Yang membedakannya, pengantin ini semua pasangan laki-laki. Setiap pasangan pengantin diarak di atas gerobak kecil yang telah diberi roda. Di atas gerobak itu dihias menjadi tempat pelaminan dengan hiasan pernak pernik lampu warna. Daya listrik untuk lampu disalurkan lewat genset yang posisi di belakang gerobak pengantin. Gerobak pengantin inilah, berkeliling kampung yang diarak ribuan masyarakat.

Pengantin sahur ini tidak setiap malam. Dilakukan hanya satu kali dalam seminggu, tepatnya setiap Jumat malam selama bulan Ramadan. Ada yang juga yang menggelar saat malam minggu. Perayaan pengantin sahur tak bisa setiap malam karena membutuhkan biaya yang tak sedikit. Warga harus mengeluarkan dana yang digunakan untuk menyewa baju, make up serta alat penerangan dan pengeras suara.

Tradisi pengantin sahur ini sudah ada sejak tahun 1970-an. Daerah yang tetap mempertahankan tradisi ini, ada di dua daerah, yakni Desa Pulau Palas dan Desa Sungai Luar. Nilai budaya dalam tradisi ini adalah solidaritas atas sesama masyarakat, sikap gotong royong dan juga wahana pemersatu masyarakat. Selain itu, tradisi ini menjadikan bulan Ramadhan lebih semarak. Di Inhil, kegiatan pengantin sahur dibuat besar-besaran seperti festival. Peserta pengantin sahur bisa belasan pasangan dan dilombakan.

Tak hanya di Indragiri Hilir, beberapa desa di Tanjung Jabung Timur, Jambi juga memiliki tradisi pengantin sahur ini. Di sana, tak hanya satu pasangan pengantin, tetapi ada beberapa pasang, tergantung kelompok warga yang ada. Hal yang membedakan tradisi di Inhil dan Tanjabtim adalah di Tanjabtim, pengantin yang dirias benar-benar pasangan laki-laki dan perempuan. Sementara, di Inhil, pengantin yang dirias adalah sepasang laki-laki. Satu orang dirias seperti perempuan.
 Sekarang warga mulai gunakan kentongan dan sound sistem sampai drum band, bisa dibayangkan dinamika kecil itu telah berkembang me jadi tradisi yang membangkitkan. sungguh menggugah hati luar biasa. 

Begitu variatif,atraktif dan menariknya tradisi membangunkan sahur ini, kalau sampai anda tidak bangun kelewatan sahur nanti. Sahuuuur !
Sahuuuuur

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun