Ridwan Ali
Ridwan Ali Freelancer

Baiklah, kita mulai. Ceritanya, lanjutannya.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Hilal... Aku Menantimu

23 Mei 2020   02:54 Diperbarui: 23 Mei 2020   02:51 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hilal... Aku Menantimu
Dokumen pribadi


"Hilal telah tampak"...pertanda ramadan akan segera menarik diri dari hadapan. Ramadan akan segera pamit untuk meninggalkan, pun akan hadir kembali menemani hari-hari setahun yang akan datang, itupun jika waktu masih mengijinkan bagi diriku bersua dengan ramadan tahun depan.

Hilal telah tampak... waktu selama satu bulan ramadan berjalan tak terasa. Detik demi detik yang berlalu di menit kesekian, jam demi jam berganti menjadi kumpulan hari yang sebentar lagi akan menjadi kenangan kisahuntukramadan yang akan genap tiga puluh hari.

Hilal telah tampak... suasana ramadan yang ramai akan keberkahan, akan berganti ke hari demi hari yang kembali ke titik awal mengumpulkan amal yang dipersiapkan untuk bekal kelak di keadaan yang akan kekal tanpa kebinasaan.

Hilal... para pejuang menanti kehadiranmu. Para pejuang yang tak hanya sebatas angan-angan berupaya berjuang, meski dihiasi aneka ragam godaan pun cobaan.

Hilal... para pejuang menunggu kedatanganmu. Para pejuang yang mencoba menanamkan sekuat tenaga nilai-nilai kebajikan yang sesuai tuntunan. Meski yang namanya perjuangan, memang tak luput dari rupa-rupa ujian kehidupan di berbagai macam keadaan.

Hilal... bukan hanya mereka saja, begitupun aku. Seorang insan yang masih saja sering lupa pun terlena. "Akupun menanti kehadiranmu, menunggu kedatanganmu."

Hilal... wujud malam yang sunyi berkawan sepi sedang menemaniku sedari tadi. Malam hari yang bertaburan mimpi-mimpi tentang visi misi esok hari. Malam hari yang hanya datang malam ini, karena esok... malam ini akan berganti dengan lain hari yang berbeda situasi dan kondisi.

Hilal... waktu menunjukkan jam satu pagi saat ini. Semilir angin sedang tak ingin menemani, pergi sedari tadi tanpa kabar berita. Entah kenapa, pun entah kemana dia pergi.

Hilal... hanya satu pintaku kepadamu, "Temui aku esok hari di malam hari yang penuh arti, sebelum Idul Fitri dekap aku kala pagi disinari matahari."

Hilal... aku bukan siapa-siapa yang adalah manusia biasa penuh noda. Namun hadirmu, akan jadi tonggak utama isyaratkan lembaran baru kehidupan yang bukan hanya untukku saja... tapi bagi kami semua, yang akan senantiasa berupaya lebih matang pun dewasa, menjalani aneka rupa warna dan rasa dunia yang tak akan datar-datar saja.

"Hilal... aku menantimu."

Ridwan Ali 23052020

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun