Arif Rahman
Arif Rahman Freelancer

Menyukai hal-hal sederhana, suka ngopi, membaca dan sesekali meluangkan waktu untuk menulis. Kunjungi juga blog pribadi saya (www.arsitekmenulis.com) dan (http://ngeblog-yuk-di.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Menjaga dan Menghargai Tubuh dengan Madu Kojima

5 Mei 2021   00:09 Diperbarui: 5 Mei 2021   00:27 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga dan Menghargai Tubuh dengan Madu Kojima
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masing-masing individu punya stimulan stres yang berbeda. Bagi saya, hal yang paling membuat stres adalah invoice pekerjaan freelance yang lama cair, tumpukan pekerjaan yang tidak teratur dan kesulitan memanajemen waktu. Untuk mengatasinya, saya melakukan beberapa hal:

  • Daily, weekly, dan monthly planner. Dengan begini, saya punya target harian juga punya daftar order mana saja yang harus diselesaikan setiap harinya.
  • Tertib administrasi, termasuk manajemen keuangan. Mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran, menetapkan bujet bulanan, hanya membeli barang-barang yang memang saya butuhkan.

MENJAGA DAN MENGHARGAI TUBUH SENDIRIĀ 

Tubuh manusia memang sudah dilengkapi dengan organ-organ ekskresi atau proses pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh. Sisa-sisa metabolisme akan dikeluarkan melalui keringat, urine, dan tinja. Namun, fungsi atau efektivitas organ ekskresi antara satu manusia dengan manusia lainnya bisa jadi berbeda, sangat tergantung kepada gaya hidup dan paparan zat-zat berbahaya yang diterima tubuh setiap harinya.

Di mana pun kita tinggal, entah itu di perkotaan yang penuh sesak dengan polutan atau di pedesaan yang udaranya belum tercemar, pada akhirnya kita tidak bisa betul-betul menghindari polusi dan toksin-toksin lainnya. Apa pun profesi kita, stres dan tekanan pekerjaan akan tetap ada.

Saya tahu, sekeras apa pun berusaha, saya tidak akan bisa hidup selamanya karena toh saya manusia. Makhluk biologis yang tubuhnya mengenal "masa kedaluwarsa". Tapi dalam hal ini, tubuh dan kesehatan bagi saya adalah amanat. Sebagaimana titipan, tugas saya adalah menjaganya baik-baik. Kapan dan bagaimana cara tubuh ini dikembalikan ke tanah, biarlah itu menjadi keputusan-Nya: Sang Pemilik tubuh dan hidup saya sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun