Arif Rahman
Arif Rahman Freelancer

Menyukai hal-hal sederhana, suka ngopi, membaca dan sesekali meluangkan waktu untuk menulis. Kunjungi juga blog pribadi saya (www.arsitekmenulis.com) dan (http://ngeblog-yuk-di.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Menjaga dan Menghargai Tubuh dengan Madu Kojima

5 Mei 2021   00:09 Diperbarui: 5 Mei 2021   00:27 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga dan Menghargai Tubuh dengan Madu Kojima
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai seorang lulusan teknik, tekanan batin, fisik dan mental bukanlah hal baru bagi saya.  Namun, hal itu perlahan-lahan mulai berubah ketika pada tahun 2018 saya memutuskan untuk menikah dan pindah sekaligus mencari kerja di tempat baru.

Tak butuh butuh waktu lama, pekerjaan baru pun saya dapatkan. Kali ini saya bekerja sebagai seorang estimator di salah satu perusahaan Jepang di dareah Fatmawati, Jakarta Selatan. Perusahaan ini bergerak di bidang interior. Setiap harinya saya bekerja selama 12 jam bahkan lebih, bahkan kadang jam 2 -- 3 dini hari baru pulang dan jam 7 pagi sudah berangkat kerja lagi. Akibatnya, tak jarang membuat daya tahan tubuh saya sering melemah. Di tempat tersebut saya hanya bertahan 15 bulan. Demi kesehatan dan pertimbangan lainnya (yang tak bisa diceritakan disini), saya memutuskan untuk resign.

Nggak lama setelah resign, saya pun kembali mendapatkan pekerjaan baru yang lebih manusiawi menurut saya. Sayangnya, walau berhasil "menyelamatkan diri" dari pekerjaan yang sedikit extrim, namun bukan berarti saya benar-benar bebas dari polutan. Ya, ditempat baru saya berhadapan dengan polusi udara lebih banyak dari sebelumya.

Dan tahukah kamu? Menurut data WHO, sekitar 7 juta kasus kematian ternyata disebabkan oleh polusi udara loh. Beberapa di antaranya menjadi penyebab penyakit stroke, kanker paru-paru, pneumonia, penyakit jantung, dan penyakit paru obstruktif kronis.

Kabar buruknya lagi, polusi udara hanya satu dari sekian banyak faktor yang mengancam kesehatan manusia. Belum lagi polusi tanah dan air, tekanan sosial, makanan dan minuman yang kita konsumsi ekonomi, stres, hingga tekanan perasaan #eh. Dan yang terbaru tekanan akibat pandemi covid19 yang tak kunjung mereda hingga hari ini.

Intinya, setiap hari kita selalu berhadapan dengan toksin yang membahayakan kesehatan fisik dan mental. Sadar atau tidak, setiap hari pula tubuh dan otak kita berjuang untuk melawan dan bertahan. Pertanyaannya adalah, usaha apa saja yang sudah kita lakukan untuk menjaga kesehatan?

#MyNewHealthyLifestyle : BERSIHKAN HARI AKTIFKU

Selain beberapa gangguan kesehatan yang sudah saya ceritakan di atas, Ada satu lagi yang mengancam kesehatan kita semua, yakni gaya hidup.

Sejak topik "Menjaga Kesehatan" menjadi topik hangat yang diperbincangkan di seluruh dunia, kita di tuntut untuk beradaptasi dan mengubah gaya hidup kea rah yang lebih baik. Apapun profesi yang dilakoni, apalagi tidak banyak melakukan aktivitas fisik maka akan berisiko terkena tekanan darah tinggi, serangan jantung, gangguan kecemasan, depresi, dan dalam kasus-kasus tertentu bisa memicu kanker. Penggunaan mouse yang terlalu lama dan dengan posisi tidak benar dapat menyebabkan cedera otot tendon, ini sering saya alami dan beberapa kali harus konsultasi ke dokter. Pekerja kantoran yang terlalu lama duduk di dalam ruangan dan kurang minum juga berisiko mengalami gangguan pola makan dan kekurangan vitamin D.

Dengan 10 jam kerja bahkan lebih per hari, itu artinya saya terpancang di depan meja selama 60 - 80 jam setiap minggunya. Ditambah dengan polusi, paparan toksin lain, pola makan buruk, dan tekanan pekerjaan, kesehatan saya pun sama berisiko dengan profesi lainnya. Bahkan karena kurang hati-hati, setahun yang lalu tubuh saya akhirnya menanggung akibatnya.

Ya, karena kurang hati-hati mengelola emosi, tekanan batin dan tekanan lainnya, saya terkena strok ringan. Beruntung saya cepat sadar sehingga tidak berakibat fatal. Dan konsekuensinya sampai hari masih di anjurkan minum obat oleh dokter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun