Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bukber Virtual Setiap Hari

25 April 2021   04:54 Diperbarui: 25 April 2021   05:32 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bangun Mang, sudah mau buka!" Ubed mengguncang-guncang tubuh si Kabayan yang tertidur di pos ronda Cibangkonol setelah dibuai lantunan kacapi suling di diputer hapenya.

Kalau nggak dikasih tahu sudah mau buka, mungkin si Kabayan belum mau bergerak. "Sudah adan magrib?" tanyanya sambil mengucek matanya.

"Seperempat jam lagi Mang..." jawab Ubed sambil meletakkan hape di depannya. Di situ juga sudah tersedia makanan dan minuman.

Kabayan bingung. "Kamu mau buka puasa di sini?"

"Iya Mang, mau bukber pirtual..." jawab Ubed. "Temen-temen saya kan sudah pada bubar, ada yang kuliah di Bandung, Bogor, Jakarta, bahkan ada yang kerja di Lampung, Batam, Singapura, bahkan ada yang di kapal pesiar. Nah, karena jauh dan gak bisa ngumpul, ya kita bikin acara buka bersama lewat hape!"

"Buka bareng di hape?" Kabayan melongo. "Terus, makanannya gimana?"

"Ya makan masing-masing lah..." jawab Ubed. "Kan yang penting ngumpulnya. Nanti kita saling nunjukin, buka puasanya pake apa, terus ya gitu ngobrol deh...."

Kabayan garuk-garuk kepala. "Makin nggak ngerti saya mah. Ngajar onlen bisa lah, seminar onlen oke lah, terus sekarang buka puasa onlen juga? Lah kapan waktu magribnya saja sudah beda-beda. Yang di Papua sekarang sudah buka, kamu sebentar lagi, sementara yang di Batam kan belum. Kasian dong kalau kamu sudah buka duluan!"

"Ah itu mah nggak penting Mang, yang penting ngumpulnya..." jawab Ubed.

"Ngumpul pirtual juga? Yang satu di rumah mewah, satu di kos-kosan, yang satu di pabrik, yang satu di kapal pesiar, sementara kamu di pos ronda begitu?" tanya Kabayan.

"Itulah seninya Mang, makanannya beda, tempatnya beda, waktunya juga beda-beda!" jawab Ubed lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun