Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Tradisi Ramadan di Banua Hujung Tanah

18 Mei 2020   00:59 Diperbarui: 18 Mei 2020   00:54 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah Satu Peserta Festival Tanglong (Sumber foto: https://www.toscablog.com/2012/08/festival-tanglong-2012-dan-pesta.html)

Dalam Hikayat Banjar, dikisahkan pada zaman purba, Pulau Kalimantan bagian selatan dan tengah merupakan sebuah teluk raksasa. Kalimantan Selatan yang merupakan sebuah tanjung dikenal dengan nama Banua "Hujung Tanah." Sedangkan dalam Kitab Negara Kertagama, nama yang sama yang diberikan untuk Kalimantan Selatan adalah "Tanjung Negara." Kondisi Pulau Kalimantan Selatan di masa itu tentu sangat berbeda jauh dengan apa yang dapat kita jumpai saat ini.

Kesultanan Banjar ada sejak Sultan Suriansyah (1520-1550 M) berkuasa. Kesultanan Banjar berakhir setelah penjajah Belanda secara resmi dan sepihak menghapusnya pada tahun 1860. Sebelum itu, terdapat Kerajaan Negara Dipa yang menganut tradisi Hindu (1300-1495 M). Meski Belanda pernah membekukan Kesultanan Banjar, namun rakyat Banua tetap mengakui adanya pemerintahan darurat yang baru berakhir pada 24 Januari 1905.

Sejak 24 Juli 2010, Kesultanan Banjar kembali diakui keberadaannya dengan dilantiknya Sultan Khairul Saleh Al-Mu'tashim Billah sebagai Sultan Banjar. Sejak zaman dahulu, bersama dengan kesultanan lainnya yang terdapat di seluruh Nusantara, Kesultanan Banjar telah menerapkan syariat Islam, baik dalam arti formal maupun yang melebur dalam adat istiadat Banjar.

Dewasa ini, ada beberapa tradisi yang masih dihidupi masyarakat Banjar yang tersebar di beberapa kota di Kalimantan Selatan. Beberapa diantaranya adalah tradisi menjelang atau selama berlangsungnya bulan Ramadan.

1. Tradisi Puasa Nisfu Syaban

 Salah satu tradisi yang dijalankan oleh umat Islam di Banjarmasin dan kota-kota lainnya di Provinsi Kalimantan Selatan adalah puasa Nisfu Syaban. Tahun 2020 ini puasa Nisfu Syaban jatuh pada tanggal 15 Sya'ban 1441 Hijriah atau tanggal 9 April 2020.

Bagi masyarakat Banjar, momen ini biasanya dianggap sebagai pertanda datangnya bulan Ramadan. Puasa Nisfu Syaban sendiri merupakan puasa sunnah dijalankan di pertengahan bulan atau puasa Ayyamul Bidh. Di bulan Sya'ban ini, biasanya umat Islam banyak melakukan berbagai amalan, salah satunya adalah berpuasa.

2. Tradisi Belanja di Awal Bulan Ramadan

Sudah menjadi tradisi masyarakat Banua untuk berbelanja kebutuhan selama bulan Ramadan menjelang bulan Ramadan tiba. Meskipun sejak 31 Maret 2020 lalu Kota Banjarmasin dinyatakan sebagai zona merah pandemi covid-19, namun tradisi ini masih tetap berlangsung. Masyarakat tetap keluar rumah untuk memenuhi kebutuhannya selama bulan puasa.

Bila dahulu masyarakat biasanya belanja ke pasar-pasar tradisional yang ada, namun sekarang sebagian masyarakat memiliki berbelanja kebutuhannya ke toko-toko moderen, minimarket, atau supermarket. Persiapan tersebut dilakukan agar pelaksanaan bulan Ramadan semakin lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun