Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kompasianers Seberapa Ramadankah Kalian?

2 April 2022   10:04 Diperbarui: 2 April 2022   11:42 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, kemungkinan ada sebagian kita sudah mulai puasa. Tetapi sebagian yang lain, baru mulai puasa esok hari. Tidak masalah, dan seharusnya tidak perlu dipermasalahkan. Mari kita berdampingan dengan damai, fokus pada kebersamaan sebagai warga sebuah bangsa besar.

Pagi ini, saya searching channel di youtube. Tergerak mencari konten kajian, yang mengetengahkan tema Ramadan. Mengacu keputusan pemerintah, terhitung sehari lagi memasuki awal bulan suci.  Maka menyimak kajian jelang awal Ramadan, rasanya vibes-nya relate dan mengena. Menjadi ajang untuk belajar, menyadari bahwa diri masih sangat jauh dari ilmu.

Kompasianer's, apa yang berkecamuk di benak, ketika mendengar kata "Ramadan"?

Kata Ramadan di top of mind masing-masing kita, pasti muncul aneka macam identifikasi yang berbeda. Kemungkinan yang muncul adalah "puasa", kemudian terbayang tidak makan dan minum di siang hari. Atau kata "taraweh", dengan sholat sunnah 11 atau 23 rakaat include witir yang lumayan panjang dan atau melelahkan. Atau bisa jadi muncul "mudik", yang nyambungnya ke membeli tiket transportasi, oleh-oleh kue lebaran, silaturahmi di kampung halaman, dan lain sebagainya.

Sungguh, setiap top of mind itu syah-syah saja. Bebas dan tidak ada yang bisa menyalahkan, karena terkait banyak aspek di diri seseorang. Top of mind bisa dipengaruhi kebiasaan keseharian, pengetahuan, lingkungan pergaulan, ketertarikan, adat melingkupi hidupnya, dan lain sebagainya.

Tetapi justru berangkat dari ke-awam-an inilah, setiap orang berkesempatan membuka pengetahuan yang lebih. Terpantik hasrat terus belajar, sehingga kualitas diri ter-upgrade.

-----

tangkapan layar - dokumentasi pribadi
tangkapan layar - dokumentasi pribadi

Saya terhenti di sebuah channel, berisi konten kajian Ustad Budi Ashari lc. Tema dan cara penyampaian materinya sangat menarik, berhasil menjawab rasa ingin tahu si fakir ilmu. Saya coba simpulkan yang disampaikan pakar Shirah Nabawiah ini, bahwa Ramadan sejatinya saat tepat mengukur tebal tipisnya keimanan diri.  Dan untuk mengukurnya, dibutuhkan kejujuran (yang sangat) kepada diri sendiri.

Masih menurut sang Ustad, soal penyikapan Ramadan memiliki keterkaitan sangat erat dengan kualitas keimanan seseroang. Dari keimanan ini juga, memengaruhi seseorang bersikap dan memaknai Ramadan dalam dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun