Yasir Husain
Yasir Husain Guru

Teacher; Penulis Buku Nasihat Cinta dari Alam, Surga Menantimu, SETIA (Selagi Engkau Taat & Ingat Allah)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa, Pelajaran untuk Tidak Mengeluh

25 Mei 2019   19:59 Diperbarui: 25 Mei 2019   20:59 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa, Pelajaran untuk Tidak Mengeluh
Sumber: jejakpiknik.com


Manusia diciptakan dengan penuh keluh kesah. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala berfirman,

"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir." (Al-Ma'arij: 19)

Diciptakannya manusia dengan sifat keluh kesah, bukan berarti manusia harus berkeluh-kesah. Justru sifat keluh kesah itulah yang harus dihindari. Pada ayat di atas, sifat keluh kesah disandingkan dengan sifat kikir, yang menandakan bahwa kedua sifat tersebut tak boleh dilakukan. 

Sifat keluh kesah dan kikir disebutkan dalam Al-Qur'an, tapi tak satupun ayat yang memerintahkan atau sekadar menganjurkan untuk mengeluh dan kikir. Ya, yang ada dalam Al-Qur'an adalah perintah berdoa dan berusaha. Jika menemukan masalah maka berusahalah mencari solusinya, dan mohon kepada Allah dengan berdoa agar ditunjukkan jalannya. Ingat, jangan mengeluh.

Di bulan ramadan---melalui puasa---kita terlatih untuk bersabar. Latihan sabarnya pun tidak sembarangan, tapi benar-benar berbobot. Bayangkan, kita berjuang untuk tidak makan dan minum seharian, tapi tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Kita rela mengubah kebiasaan kita selama sebelas bulan sebelumnya, untuk menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan ramadan. Kita menerimanya, kita ikhlas, kita menjalankannya. Kenapa? Karena kita yakin, ada keistimewaan yang dijanjikan Allah dalam ibadah puasa yang kita jalankan dengan ikhlas.

Apa yang kita lakukan selama berpuasa, mungkin akan terasa sulit jika dilakukan dalam keadaan tidak berpuasa. Menahan banyak hal dalam kondisi tidak puasa, itu berat. Tapi saat kita berpuasa, semuanya menjadi mudah. Kita yakin karena Allah pasti menolong hamba-Nya yang teguh menjalankan perintah-Nya.

Apa yang kita tahan saat berpuasa? Tentunya kebanyakan persoalan dunia. Kita menahan makan dan minum, nafsu syahwat, dan hal-hal keduniawian lainnya yang melalaikan. Kita focus ibadah, kita fokus beramal. Dengan berpuasa, kita seolah membuktikan bahwa dunia bukanlah yang utama, maka jika kemudian terdapat kesulitan di dalamnya, tak usah dikeluhkan.

Coba perhatikan keluhan-keluhan tentang dunia. Jika itu tentang harta, lihatlah betapa banyak yang lebih sulit keadaannya dibanding kita sekarang. Jika itu tentang pekerjaan yang kita miliki, lihatlah betapa banyak orang yang justru masih kesulitan mendapatkan pekerjaan. Jika masih ngontrak, lihatlah betapa banyak orang yang bahkan ngontrak pun tak mampu. Masalah apa lagi? Masih banyak? Apapun itu, tetaplah kuat dan jangan mengeluh. Seberat apapun kesulitan yang kita temui, selalu ada yang lebih sulit dari kita.

Cukuplah puasa menguatkan kita. Segalah hikmah yang kita petik di bulan ramadan---terutama dalam puasa---bawalah ke kehidupan sehari-hari kita. Jadikan puasa sebagai pelajaran untuk tak lagi mengeluh. Tetaplah kuat, cari jalan keluar, perkuat dengan doa, sebab jalan keluar telah Allah siapkan untuk hamba-hamba-Nya yang tetap bertakwa, selalu taat di jalan-Nya di segala kondisi dan keadaan. Masih mengeluh? Ingatlah puasamu.

WallahuA'lam

---YasirHusain, Penulis Buku SETIA (Selagi Engkau Taat & Ingat Allah)

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun