Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Human Resources

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Takjil Berupa Gorengan, Sebuah Penyesalan yang Dirindukan

17 Mei 2018   21:17 Diperbarui: 17 Mei 2018   21:36 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Takjil Berupa Gorengan, Sebuah Penyesalan yang Dirindukan
Pedagang gorengan di pasar takjil Bendungan Hilir tengah melayani pembeli, Kamis (17/5/2018) (KOMPAS.com/NURSITA SARI)

Belum lagi jika para penjual dan pembeli dengan cueknya memilih dan mencomot gorengan menggunakan tangan langsung, tanpa bantuan sendok, garpu atau alat penjepit makanan.

"Duh, mau makan gorengan yang gizinya diragukan saja kenapa harus repot amat yak?"

Eit, tapi coba bayangkan jika ada saja orang yang tadinya sempat ngupil atau apalah, kemudian memilih-milih gorengan dengan tangannya itu, eh... tak tahunya setelah dipegang gorengannya tak jadi diambil. Hal demikian sering kok terjadi. Makanya jangan jajan di kafe melulu, di mall melulu, sekali-kali rasakan euforia jajanan jalanan.

Menjadikan gorengan sebagai takjil memang tidak ada salahnya jika dipandang dari sisi HAM alias hak asasi manusia. Bebas kok, silakan. Namun, rekomendasi dari saya setelah berpanjang lebar dalam paragraf-paragraf sebagaimana di atas, alangkah lebih baik jika takjil berupa gorengan yang kita sajikan sebagai hidangan buka puasa adalah hasil karya sendiri di rumah. Lebih memuaskan, lebih aman, lebih menggiurkan, dan tentunya lebih irit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun