Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hari ini, Bukber karena Kebetulan

19 Mei 2018   18:06 Diperbarui: 20 Mei 2018   03:18 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buka bersama karena kebetulan. Foto: dokpri.

Bukber atau buka bersama sudah menjadi tren di era sekarang. Bukber ini bisa dilakukan bersama keluarga, teman, saudara dan rekan kerja. Untuk awal-awal puasa seperti sekarang ini, mungkin belum begitu banyak yang melakukan bukber. Tetapi di minggu kedua bulan puasa hingga ramadan mendekati lebaran, bisa dipastikan banyak yang melakukan bukber. Restoran akan banyak pesanan bukber.

Bukber dilakukan sebagai ajang silaturahmi, rapat dengan rekan kerja, temu kangen, arisan atau reuni. Biasanya sebelum bukber, ada konfirmasi lewat WAG, diadakan kesepakatan, ditentukan tempat dan lokasi bertemu. Jauh-jauh hari sudah direncanakan.

Lokasi dari bukber, bisa di restoran atau tempat khusus yang bisa menampung banyak orang. Harus ada konfirmasi kedatangan atau reservasi terlebih dahulu, agar tidak bertumpuk dengan jadwal kelompok lain.

Beberapa acara yang dilakukan setelah bukber adalah salat magrib berjamaah dan diteruskan salat tarawih. Maka itu harus ada persiapan sejak dari rumah, seperti membawa mukena untuk perempuan dan sarung untuk laki-laki. Apalagi bila bukber itu dilakukan di restoran, yang biasanya tempat salat di sana sempit dan terbatas. Harus antre berwudlu dan salat. Aduh, repot sekali. Rasanya kemrungsung (sebuah rasa yang tak nyaman).

Kecuali jika bukber itu dilakukan di tempat khusus seperti di aula. Memang sengaja untuk acara buka bersama dilanjutkan salat magrib, tausiah ustadz dan diakhiri tarawih bersama. Salatnya jadi tidak ketinggalan. Rasa nyaman ada.

Bukber dilanjutkan dengan terawih berjamaah. Foto: dokpri.
Bukber dilanjutkan dengan terawih berjamaah. Foto: dokpri.
Tahun kemarin, saya dan keluarga pernah diundang bukber dengan mengundang beberapa anak yatim piatu dari panti asuhan. Undangan ini dari seorang teman yang Alhamdulillah berkecukupan. Acaranya adalah buka bersama dilanjutkan salat tarawih berjamaah dengan mereka.

Di sini saya bisa mengetahui dan ikut merasakan (empati) kepada anak yatim piatu yang sehari-hari berada di panti asuhan. Hati saya sedikit dibuat lembut melihat mereka. Dan merasa menjadi manusia yang beruntung jika dibandingkan dengan mereka. Tak terasa tetes air mata, jatuh di pipi saya. Bergulir satu persatu.

Mereka memiliki semangat tinggi dibalik kekurangan yang sudah tak memiliki orang tua. Meski tak memperoleh kasih sayang lengkap dari orang tua, tetapi tetap bahagia. Tentu saja kebahagiaan mereka, antara lain karena uluran kasih sayang dari para dermawan. Mereka tak pernah merasa kesepian, karena banyak teman dan orang yang merawat mereka.

Jadi, sesungguhnya, bukber ini membawa manfaat yang banyak buat saya dan keluarga. Empati positif karena ikut merasakan apa yang dirasakan anak yatim piatu. Terharu.

Bukber bisa menjadi manfaat positif asal memiliki tujuan positif pula. Yaitu ajang silaturahmi juga ajang berbagi kepada sesama.

Bukber akan menjadi negatif, jika bukber justru menjadikan kita lupa kepada Sang Khalik, lupa menjalankan salat magrib karena keasikan ngobrol. Padahal waktu untuk salat magrib terbatas. Tak terasa, waktu magrib berlalu dan kita tertinggal salat. Nah, rugi kan? Jangan sampai deh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun