Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Bahkan Ketika Kematian

23 Januari 2018   14:15 Diperbarui: 23 Januari 2018   22:49 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: wallpapersite.com

Kita tidak pernah memberi apa-apa agar perjalanan ini  
memiliki rumah yang sudi membawa salah satu kembali.
Seperti museum kota dan pasar malam komidi putar
dengan anak-anak riuh tanpa pernah kelelahan.

Atau jalanan kota, rumah pinang, asin udara laut Dok II
dengan tembang lawas Black Brothers tentang Jayapura.
Seperti juga sepakbola dan Persipura yang
memaksa seluruh kota menjadi sepi,

seolah-olah setengah kehidupan pergi ke rumah ibadah.
Antri dan berjejal merayakan matahari Timur
tanpa pernah bertengkar perkara kebaikan Ilahiah,
surga atau mengapa kita harus bersyukur.

Kita masih tidak pernah memberi apa-apa,
dan memang tidak sungguh memberi apa-apa!
Bahkan ketika kematian semakin biru
menghentikan siksa anak-anak.

Kita, kumpulan dewasa yang payah.

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun