Kami Muslim, dan Sedang Terdampak Kegilaan Penggila Surga
Asuuu...(batin Dol kamit)
Ia seharian komat kamit karena disangka bawa dinamit
Senja tadi disebuah pelataran jajaran ruko, dengan sangat terpaksa ia terjengkang tunggang langgang.
Beberapa moncong senapan tepat mengarah dijidat Dan jantungnya.
Jamput umpatnya; bebarengan dengan suara kentut yang menerobos karena kesal bercampur ketakutan, ketika suara suara instruksi meledak mengalahkan toa.
Bingkisan bingkisan harus ia bongkar, dihamburkannya isi Bersama isak tangis karena malu Dan duka.
Oh bangsaku kini Banyak bangsatnya
Kami ini santri, Tak peduli label organisasi yang menaungi. Kami kini harus selalu merendahkan diri, sebab citra agama kami telah terhakimi.
Celana cingkrang kami Adalah upaya menjaga Kain Kain agar tidak terdampak debu najis pun jua kotoran ketika berjalan.
Jidat hitam kami mungkin karena tanda kenikmatan tatkala kami asik meratakan dengan tanah biang kesombong dibalik kening, sebab Tuhan kami meminta sujud wujud Dan prilaku kami
Cadar atau mungkin baju yang begitu besar berkibar, Adalah upaya kami agar mata mata tidak jelalatan menikmati apa apa yang harus kami simpan untuk yang berhak mendapatkan. Pun jua menjaga hasrat kami untuk menebar pesona dari kemontokan, kemolekan atau manis senyuman bibir ranum ini.