Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Relawan - Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mengenalkan Anak Belajar Empati di Mesjid Pilihan Ayah

20 Mei 2018   10:17 Diperbarui: 20 Mei 2018   10:24 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam bucket list jelajah mesjid si Ayah nih | Foto: wikipedia

Kalau ditanyakan ke Si Ayah, masjid apa yang ingin didatangi, maka jawabannya tidak hanya satu masjid. Kalau sekedar berkunjung, mesjid "terindah" di dunia, Masjid Agung Syeih Zayed, Abu Dhabi jadi pilihan.

Soalnya penasaran dengan keindahannya. Selain itu si Ayah ingin sekali datang ke Masjidil Haram, merasakan suasana syahdu dan romantisme hati saat melaksanakan terawih. Atau setidaknya berterawih di Masjid UIN Syarif Hidayatullah dengan bacaan surat panjang.

Konon sekali terawih selesai satu juz. Kalau ingin menikmati keunikan dan kemegahan masjid-masjid lewat jelajah masjid, si Ayah tidak dilakukan khusus di bulan Ramadan. Tiap hari pun sebisanya solat di masjid-masjid yang berbeda.

Ruang utama Mesjid Al Hakim BSD | Foto: Rifki Feriandi
Ruang utama Mesjid Al Hakim BSD | Foto: Rifki Feriandi
Namun, ada satu masjid yang si Ayah sengaja ingin datangi dengan Si Ade, anak bungsu 8 tahun, di bulan Ramadan ini. Masjid yang tidak terlalu jauh dari rumah. Masjid yang dari sisi fisik tidak terlalu menarik, tetapi sangat menarik dari sisi lain. Itulah Masjid Al-Hakim, BSD City.

Sebenarnya si Ade sudah cukup sering mengunjingi masjid ini. Si Ayah ingin menyebutnya Masjid Oranye, warna yang terlihat menonjol itu meski hanyalah warna framenya. Mesjid ini tempat kita solat jika kebetulan kita sedang bepergian di sekitaran BSD. Iya, kita paling sering memilih mesjid ini. Alasannya sederhana. Mesjid ini homy.

Membuat betah. Dan kita sebagai pendatang itu sepertinya disambut dengan tangan terbuka. Bagi Si Ayah, ini contoh ideal masjid yang berhasil memanggil dan mengajak sesiapapun yang lewat untuk mampir dan merangkulnya dalam dekapan kenyamanan rohani.

Apa faktor penyebab si Ayah merasa nyaman?

Sederhana jawabannya karena jawabannya adalah sederhana. Ya, mesjid ini sederhana. Berbentuk khas atap limas (eh, piramid, eh ah begitulah). Ruangan utamanya tidaklah terlalu besar, tetapi...TERBUKA.

Beneran terbuka lepas, tidak ada dinding yang membatasi ruang solat. DInding hanya ada di bagian depan.  Di kiri, kanan dan belakang terdapat lahan tambahan yang kemudian diberi atap untuk menampung jamaah.

Iya, masjid ini menjadi tempat yang populer, baik bagi warga ataupun pelintas jalan. Tidak salah jika ketika datang saat solat Dhuhur di hari biasa, ruang utamanya penuh. Apalagi solat maghrib. Bahkan solat subuh di sini keren. Apalagi subuh hari Sabtu dan Minggu. Subuh penuh. Karena diisi ceramah dari banyak Ustadz dengan ilmu agama mumpuni - meski itu kembali kepada preferensi individual.

Suasana berbuka di Masjid Al Hakim | Foto: Rifki Feriandi
Suasana berbuka di Masjid Al Hakim | Foto: Rifki Feriandi
Dan semalam, akhirnya si Ayah mendapatkan kesempatan mengunjungi Masjid Al Hakim di bulan puasa ini dengan si Ade. Sengaja kita memilih datang pada saat berbuka puasa, karena ini juga menjadi berbuka puasa pertama si Ade di Masjid. Selama ini, dia selalu dan dibiasakan berbuka di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun