Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Gagal Menangis di Masjid Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang

20 Mei 2018   08:00 Diperbarui: 21 Mei 2018   22:50 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Agung Palembang. Foto milik pribadi.

"Yan, kok kita nggak nangis, ya?"

"Iya juga ya, apa karena kita kekurangan dosa?"

Lalu kami tertawa pelan.

Saya ingat betul, kurang lebih itulah percakapan yang saya dan seorang teman lakukan saat mengikuti acara Mabit (Malam Bina Ilmu & Takwa) di Masjid Agung Palembang saat SMA dulu. Ceritanya, kami berdua penasaran, apa sih kegiatan yang dilakukan saat Mabit. Secara, kami berdua sama-sama bukan anak rohis. Hehehe.

Namanya juga anak muda, ya! Spontan aja kami berdua ikutan gitu takkala tahu ada jadwal Mabit di akhir pekan yang dilaksanakan di Masjid Agung Palembang. Kegiatannya dilaksanakan dari Maghrib hingga subuh. Ya biasa sih, solat magrib, baca Alquran, solat Isya', mendengar ceramah agama, lalu tidur.

Ini jika dilihat dari ketinggian saat shalat Ied. Dekat Jembatan Ampera. Sumber foto palembang.tribunnews.com
Ini jika dilihat dari ketinggian saat shalat Ied. Dekat Jembatan Ampera. Sumber foto palembang.tribunnews.com
Yup! Kalau mau ikutan Mabit ya mesti nginap. Itu adalah kali pertama saya menginap di masjid. Sekalinya dilakukan, langsung di Masjid Agung. Masjid kebanggaan masyarakat Palembang yang terletak tak jauh dari Jembatan Ampera ini. "Rasanya gimana?" ya, biasa aja sih. Agak pegal karena tidurnya tanpa bantal hahaha.

Nah, saat di sepertiga malam, kami dibangunkan oleh salah satu pengurus masjid. Disuruh ambil wudhu buat shalat tahajut bersama. Setelahnya, ada prosesi muhasabah atau juga proses introspeksi diri. Ya, katakanlah ini salah satu cara meminta ampun kepada Allah Swt dengan cara berdoa sambil membayangkan dosa yang telah diperbuat.

Saat itu lampu dimatikan. Dalam kegelapan, pemimpin solat berbicara sambil menangis tentang dosa-dosa. Orang sebelah, kiri-kanan, depan-belakang, semua pada nangis. Tinggal saya dan teman yang hanya diam sehingga tercetuslah percakapan tersebut hihihi. Sebagai informasi, itulah kali pertama (dan sepertinya yang terakhir) saya mengikuti kegiatan tersebut.

Yuk, Jelajah Masjid Agung Palembang

Masjid Agung Palembang merupakan hasil karya monumental Sultan Mahmud Badaruddin 1 yang dibangun pada tahun 1738-1748. Bertandang ke masjid yang telah berusia lebih dari 2,5 abad ini,tak hanya mengingatkan saya pada Allah SWT, tetapi juga pada keragaman budaya Palembang, sekaligus pengobat rindu akan kejayaan Kesultanan Palembang di masa lalu.

Jika dari samping terlihatnya seperti ini. Foto milik pribadi.
Jika dari samping terlihatnya seperti ini. Foto milik pribadi.
Gerbang utama Masjid Agung berhadapan dengan bundaran air mancur. Sebuah gerbang besar yang dihiasi bebatuan bermotif ukiran khas Palembang dan sebagian lagi bertuliskan kaligrafi melalui gerbang belakang yang terdapat taman dan air mancur berukuran lebih kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun