RAMADAN

Jadilah Seperti Orang Asing

3 Juli 2018   12:34 Diperbarui: 3 Juli 2018   12:36 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perhatikanlah orang asing yang memasuki sebuah negeri. Ia tidak pernah risau dengan keberadaan dirinya yang sederhana, sebab tanah tempatnya berpijak hanyalah sementara. Ia hanya membawa pembekalan sekadarnya untuk sampai ke tujuan.

sifat orang asing yang merantau di antaranya yaitu tidak terkait dengan persinggahannya. Ia merindukan untuk kembali ke kampung halamannya yang penuh dengan suasana suka cita.

Kita semua hanyalah perantau yang sama-sama akan kembali menuju kampung halaman yang hakiki yaitu kampung akhirat. Di sanalah keabadian menanti.

Bumi yang kita tempati sekarang bukanlah tempat tinggal yang sebenarnya.  Kalaulah Nabi Adam tidak tergoda dengan godaan setan untuk melanggar perintah Allah, dunia ini tidak akan pernah ditempati oleh manusia. Tempat tinggal yang sebenarnya adalah surga yang penuh kenikmatan. Maka dari itu, dunia ini hanyalah persinggahan sejenak untuk kemudian dihidupkan kembali ke alam akhirat.

Sebagian orang mengira kehidupan dunia ini adalah yang pertama dan terakhir. Mereka meremehkan amal salehnya dan menjadikan alam fana ini sebagai tujuan. Mereka tidak memercayai akhirat, sehingga satu-satunya tujuan hidupnya adalah kemakmuran dan kesenangan dunia.

Kenikmatan dunia hanyalah tipuan bagi orang kafir. Orang-orang kafir disegerakan nikmatnya oleh Allah di dunia, sebenarnya itu adalah ujian dari Allah SWT. Namun apabila mereka mati kelak, sungguh azab yang Allah berikan sangatlah pedih. Mereka diberi limpahan harta, tetapi tidak merasakan kenikmatan Islam dan Iman.

Janganlah memperpanjang angan-angan. Tidak ada gunanya mengkhawatirkan hari esok yang belum tiba, kemudian mencemaskan dan meragukannya. Demikian pula tidak ada manfaatnya melenakan diri dengan kenangan hari kemarin yang telah lewat (menyesal) dan tidak akan terulang kembali.

Bumi ini terus berputar sehingga waktu telah ditetapkan oleh Allah untuk berjalan dari detik ke detik. Tidak ada hari-hari kemarin yang bisa dikembalikan untuk menjadikannya hari ini (sekarang). Tidak ada juga yang bisa mengembalikan umur yang sudah tua menjadi muda.

Jadilah seorang mukmin yang tidak panjang angan-angan, yaitu seorang yang ketika berada di waktu pagi khawatir tidak akan bisa mencapai waktu sore. Ada banyak hal yang bisa kita perbuat di perantauan ini. Gunakan masa sehat kita sebelum sakit. Isailah umur kita dengan hal-hal yang bermanfaat menuju falah.

Kebiasaan menunggu datangnya waktu tertentu sambil berdiam diri merupakan pembunuhan terhadap masa depan. Sebab masa depan diperoleh dengan berbuat, bukan dengan menunggu.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun