Mohon tunggu...
Muhamad Mustaqim
Muhamad Mustaqim Mohon Tunggu... Dosen - Peminat kajian sosial, politik, agama

Dosen

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Menjaga Marwah Ramadan

20 Mei 2018   21:17 Diperbarui: 23 Mei 2018   11:45 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benarkah Ramadan harus dihormati? Pertanyaan retoris ini tentu harus di jawab iya. Mengingat setiap agama memiliki ritual "suci" yang harus dihormati, sebagaimana penghargaan terhadap kebebasan beragama yang dilindungi konstitusi. 

Namun upaya penghormatan itu tentunya tidak bisa dilakukan secara serampangan. Sebab kalau tidak, kesucian Ramadan justru akan ternodai dengan penghormatan terhadapnya.

Di sinilah kiranya penting untuk menjaga marwah Ramadan. Menjaga marwah Ramadan sebenarnya bisa dilakukan dengan menjaga marwah diri kita dalam berpuasa. Berpuasa itu menahan diri, tidak hanya sekedar lapar dahaga, lebih dari itu menjaga diri kita dari segala perilaku dan sikap yang tidak baik. 

Apalagi jika perilaku tersebut kontra produktif dengan tujuan beragama. Orang yang berpuasa pada dasarnya menghormati dirinya dari segala hal yang tidak bermanfaat. Peringatan Rasul sangat jelas, banyak orang yang berpuasa, tapi ia hanya merasakan lapar dan dahaga. Artinya jika seseorang berpuasa, namun ia masih tetap melakukan segala perilaku yang menghilangkan pahala berpuasa, maka yang tersisa hanya lapar dan dahaga.

Puasa adalah ibadah yang sirri, rahasia. Ia menjadi semacam "perjanjian" spiritual antara seorang hamba dengan Tuhannya. Seseorang berpuasa atau tidak, pada hakekatnya hanya Tuhan dan dirinyalah yang tahu. Sehingga tidak peduli, orang menghormati puasa kita atau tidak, apalagi hanya sekedar warung buka siang.  

Menjaga marwah Ramadan, berarti menghiasi diri kita dengan perilaku dan kegiatan yang bermanfaat. Itulah mengapa pada bulan Ramadan ini segala amal baik dilipat gandakan. 

Bahkan tidur saja dianggap ibadah, tentunya jika dibandingkan dengan kegiatan yang tidak bermanfaat. Penghiasan kebaikan ini pada akhirnya akan mengantarkan kita pada pribadi yang bersih, yang dalam istilah agama kita menyebutnya dengan idul fitri, kembali kepada fitrah. Fitah manusia itu apa? Fitrah manusia adalah kesucian, tidak adanya dosa yang melekat. Setiap anak manusia terlahir fitrah, sebagaimana sabda baginda Rasul.

 Ramadan adalah bulan kita ummat islam. Kitalah yang seharusnya menjaga kehormatan dan marwah bulan mulia ini. Amar ma'ruf nahi munkar itu baik, tetapi harus dilakukan dengan cara yang baik.

 Memaksa orang untuk menghormati kehormatan bulan kita yang suci, kiranya merupakan perilaku yang kurang bijak. Kesucian Ramadan tidak akan runtuh, bahkan jika orang-orang tidak berpuasa sekalipun. Sebagaimana keagungan Tuhan tidak ada terpengaruh oleh sikap para hambanya, kuantitas penyembahnya, bahkan perilaku para penyekutuNya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun