M Saekan Muchith
M Saekan Muchith Ilmuwan

Pemerhati Masalah Pendidikan, Sosial Agama dan Politik

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Kepribadian Rasulullah dan Sahabatnya Bernama Ukasyah

5 Juni 2018   05:08 Diperbarui: 5 Juni 2018   08:10 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada saat Rasulullah SAW sedang sakit yang menyebabkan kondisinya sangat lemah, Rasulullah bermaksud bertemu kepada para sahabatnya dengan meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kemudian, Masjid dipenuhi para sahabat yang sudah rindu kepada Rasulullah karena dalam waktu yang agak lama tidak pernah mendapat tausiyah atau pesan pesan keagamaan /sosial dari Rasulullah SAW yang disebabkan karena terganggunya kesehatan Rasulullah SAW.

 Dalam posisi duduk dengan lemah di atas mimbar, dengan wajahnya terlihat sedikit pucat dan menahan sakit yang tengah dideritanya, Rasulullah bersabda " Wahai sahabat-sahabatku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu-satunya Tuhan yang layak di sembah?", Dengan suara bersemangat dan kompak para sahabat menjawab " Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kepada kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yg layak disembah.".

 Kemudian Rasulullah SAW melanjutkan sabdanya lagi "Persaksikanlah Ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka.".
Kemudian Rasulullah bersabda lagi, dan setiap apa yang Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.

 Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yang menjadikan para sahabat sedih dan terharu. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dengan manusia."

 Ketika itu semua sahabat diam, dan dalam hati masing-masing berkata "Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yang banyak berhutang kepada Rasulullah". Untuk meyakinkan, Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 (tiga) kali. Setelah Rasulullah mengulang 3 (tiga) kali pertanyaan tersebut, tiba-tiba bangun seorang lelaki yang bernama UKASYAH, seorang sahabat mantan preman sebelum masuk Islam. Sahabat yang bernama UKASYAH berkata:

"Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa". Rasulullah SAW berkata: "Sampaikanlah wahai Ukasyah". Setelah diberi kesempatan Rasulullah SAW untuk menyampaikan keinginannya, maka Ukasyah pun mulai bercerita: "Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tersebut tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di belakang kuda yang engkau tunggangi wahai Rasulullah".

 Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: "Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yang sama.".
Dengan suara yangg agak tinggi, Ukasyah berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah.". Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian. 

 Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah pada Ukasyah. "Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah, bukankah Baginda Rasulullah SAW sedang sakit..?". Mendengar teriakan sahabat yang lain, Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Fatimah. Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya: "Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?"

 Bilal menjawab dengan nada sedih: "Cambuk ini akan digunakan Ukasyah utk memukul Rasulullah SAW". Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata:
"Kenapa Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sedabg sakit, kalau mau mukul, pukulah aku anaknya". Bilal menjawab: "Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua".

 Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikan kepada Ukasyah. Setelah mengambil cambuk, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah.  Tiba-tiba Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah..! kalau kamu hendak memukul, pukulah aku. Aku orang yang pertama beriman dengan apa yang Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabatnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukulah aku". mendengar perkataan Abu bakar, Rasulullah SAW berkata kepada Abu bakar, "Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".

 Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah. Kemudian Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah..! kalau engkau mau mukul, pukulah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu. Sekarang tidak boleh ada seorangpun yang boleh menyakiti Rasulullah Muhammad. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku..!." mendengar pernyataan Umar tersebut, Rasulullah berkata kepada Umar, "Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun