Meita Eryanti
Meita Eryanti Freelancer

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Mengatasi Kenaikan Berat Badan Saat Lebaran Dengan Vitamin D

12 Juni 2018   17:57 Diperbarui: 12 Juni 2018   18:00 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengatasi Kenaikan Berat Badan Saat Lebaran Dengan Vitamin D
https://www.boldsky.com/

Kita semua tahu bahwa vitamin D penting untuk kesehatan tulang dan gigi. Saya juga pernah membahas peran vitamin D untuk mencegah penyakit autoimun dan mengurangi resiko terkena kanker. Namun, ada hal menarik yang tidak banyak orang tahu tentang vitamin D. Vitamin yang sering disebut dengan vitamin matahari itu dapat menjaga perut kita tetap ramping.

Aku pernah mengalami, kenaikan berat badan yang signifikan ketika berpuasa dan beberapa hari setelah lebaran. Ayahku pernah berteori, bahwa peningkatan berat badan seseorang setelah lebaran adalah karena orang tersebut balas dendam. Setelah menahan makan selama sebulan penuh, ketika sudah tidak ada pantangan, orang jadi makan semau-maunya. Namun aku punya teori yang lain. Hidangan lebaran, tidak jauh dari kuah santan, kue manis, dan minuman yang manis. Jadi deh, gula dan lemak menumpuk dalam tubuh.

Nah, karenanya, di antara makanan yang manis dan bersantan tadi, kita harus menyempatkan untuk memakan makanan yang mengandung vitamin D. Atau, kalau tidak, kita bisa mengkonsumsi suplemen yang mengandung vitamin D. Mengapa?

Menurut medical news today, vitamin D dapat membantu mengeliminasi lemak perut. Kabar baik banget kan? Dalam penelitian yang dipimpin oleh Rachida Rafiq, disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara rendahnya kadar vitamin D dalam tubuh seseorang dengan tebalnya lemak di perut.

Jadi, biarpun banyak daging dan kue, jangan lupa untuk tetap minum susu atau orange juice dan makan telur....

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun