Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Bulan Puasa Bukan Alasan untuk Libur Berolahraga, Lho

1 Juni 2018   21:40 Diperbarui: 2 Juni 2018   08:50 2118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulan Puasa Bukan Alasan untuk Libur Berolahraga, Lho
ilustrasi | https://tandapagar.com/

Sudah setengah bulan kita berpuasa, selama itu apa kamu juga melakukan olahraga? 

Berolahraga di bulan puasa memang berbeda dari hari biasanya. Di hari biasa, kita bisa mengatur waktu kapan saja untuk berolahraga --dari pagi, siang, sore, atau malam-- tinggal pilih mana yang sesuai dengan waktu yang kita punya. 

Namun, di bulan puasa ini ada hal yang kemudian harus dipertimbangkan, yaitu soal waktu yang jadi terbatas, seperti waktu makan dan minum yang diperbolehkan. Ya, keterbatasan ini yang bisa jadi orang menjadi takut untuk berolahraga, takut menjadi haus yang berlebihan, misalnya.

Idealnya, dalam seminggu kita harus meluangkan waktu 150 menit untuk melakukan aktivitas fisik. Pun saat bulan puasa, rekomendasi ini ada baiknya juga tetap dilakukan. 

Apalagi sering kali kita melihat fenomena berat badan justru menjadi naik saat puasa, bukan? Kenapa ini bisa terjadi, mudah saja menjawabnya. Sebab energi yang masuk dalam tubuh (melalui makanan atau minuman) lebih banyak ketimbang yang dikeluarkan (melalui aktivitas fisik), tidak seimbang. Jadilah meski tidak makan minum selama hampir seharian, ternyata bkan turun malah sebaliknya.

Masih mau alasan tak mau berolahraga nih?

Bulan puasa, jadwal menari saya tidak ikut libur

Selama puasa aktivitas menari saya juga tetap jalan. Selain punya nilai seni, menari itu juga bisa dibilang olahraga yang turut menyumbang pembakaran energi. Puasa hanya mengubah waktu saya, bukan meliburkan.

Di bulan puasa ini, sanggar di mana saya belajar menari sungguh pengertian karena sudah mempertimbangkan dari berbagai aspek. Di mana pembelajaran dimulai ketika menjelang berbuka (bagi kelas anak) dan setelah jam 8 malam (bagi kelas dewasa) atau setelah sholat tarawih dilakukan.

Ya, tidak hanya diupayakan untuk tidak mengganggu puasa, namun ibadah lain seperti sholat tarawih. Untuk jadwal menari saya di bulan puasa seperti ini adalah jam 9 malam dengan durasi latihan 60 menit, bahkan bisa lebih. Lumayan, membakar kalori kurang lebih 250 kalori.

Oya, saya bukan pejuang menurunkan berat badan, lho. Sebaliknya, saya merasa perlu naik lagi. Tetapi bukan berarti saya tidak berolahraga karena takut kehilangan kalori. Manfaat olahraga yang lain seperti memperlancarkan aliran darah dan menjaga stamina, itulah yang saya rasakan betul. Nggak ngantukan, lebih produktif. #amin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun