Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Suasana Lebaran, Lebaranlah

15 Juni 2018   19:47 Diperbarui: 15 Juni 2018   20:10 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biasanya hujan turun  malu-malu di bulan juni, apalagi pertengahan bulan juni. Tetapi tidak pagi ini saat terbangun di waktu subuh jumaat mubarak bibir ini diperkenankan megucapkan "Allahumma shoyyban nafi'an". Teriring takbir, tasbih dan tahmid masih dikumandangkan mengagungkan nama-NYA merayakan kemenangan berperang melalwan hawa nafsu selama 29 hari  di bulan ramadan yang serasa begitu singkat dengan kesyahduhan malamnya.

Sebuah nikmat yang sangat patut disyukuri pula ketika semalam memutuskan tidak ada perbedaan penentuan 1 syawal 1439 H yang jatuh pada hari jumat bertepatan dengan 15 Juni 2018 Masehi.

Hujan merupakan sebuah nikmat yang juga wajib disyukuri, setidaknya sebuah pertanda untuk beberapa hari kegelisahan akan turunnya kabut asap di Palembang akan semakin menjauh. Meski memang telah banyak upaya untuk mencegah kebakaran di hutan dan lahan, terutama lahan gambut di Sumatera Selatan.

Shalat Idul Fitri pun ditemani dengan setia oleh rinai hujan yang masih enggan berhenti, mendinginkan udara Palembang yang telah beberapa hari ini begitu panas. Membawa kesejukan dalam merayakan kemenangan yang dibalut dengan sukacita untuk menghilangkan segala dendam, segala prasangka untuk membersihkan hati dengan saling mendoakan dan saling memaafkan.

Usai shalai Idulfitri di masjid, terlihat wajah-wajah gembira melewati jalan-jalan yang tergenang dan macet, menunjukkan rona mensyukuri atas kesempatan mengunjungi sanak saudara.

Sepanjang jalan, spanduk dan baliho terpasang wajah-wajah ceria mengucapkan selamat idul fitri dan memohon maaf. Bukan hanya mereka yang bertanding untuk perhelatan yang diadakan secara serentak di beberapa daerah di Indonesia pada tanggal 27 juni mendatang, bahkan wajah-wajah yang memang sudah lama berada di Senayan ataupun gedung perwakilan rakyat di propinsi dan kota pun memasang senyumnya yang begitu lebar menyambut kegembiraan lebaran ini ataupun yang baru berkeinginan untuk duduk di sana.

Begitu besar perhatian mereka terhadap perayaan umat muslim seluruh dunia ini, semoga kepedulian ini pun benar-benar mereka tunjukkan bukan hanya melalui berlembar-lembar spanduk digital printing berbahan flexy yang terpampang sepanjang jalan, yang tidak sempat saya lihat apakah tanda retribusinya dibayar atau tidak. 

Puluhan mungkin ratusan meter spanduk digital printing berbahan flexy ini menambah beban lingkungan dalam penggunaan sampah plastik pasca lebaran. Semoga di masa mendatang,perhatian merekapun ke arah genangan di jalan-jalan dan masuk-masukperumahan warga karena tata kelola hutan dan lahan di Palembang dan Sumatera Selatan.

Di hari fitri dengan suasana sejuk pasca hujan ini pun tetap panas di media sosial, hanya karena perdebatan mengenai penggunaan jalan tol. Tampaknya dahsyatnya semangat kedamaian 1 syawal yang jatuh di hari jumat pada subuh hari hujan deras di medio juni tidak mampu mendinginkan situasi perbedaan pandangan politik dan dukung mendukung semata.

Eh... tapi hari ini kan lebaran 'kan?, maka lebaranlah.

Lebarkan hatimu agar lebih lapang, ketika silaturahim diisi dengan pembicaraan kearah politik dukung-mendukung dengan analisis lorong dengan wacana absurd itu dengan pembicara yang berlakon sebagai penguasa pengetahuan, nikmatilah. Nikmatilah hidangan yang didepan kita yang disediakan penuh perjuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun