Ikrom Zain
Ikrom Zain Tutor

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Konsep Ekonomi, Psikologi, dan Kimia sebagai Pengendali Pengeluaran saat Bulan Puasa

28 Mei 2018   03:00 Diperbarui: 28 Mei 2018   03:07 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konsep Ekonomi, Psikologi, dan Kimia sebagai Pengendali Pengeluaran saat Bulan Puasa
Ilustrasi berbuka puasa. Dokumen Pribadi,

Peningkatan emosi yang kuat menjelang berbuka puasa sesungguhnya akan mengacaukan ingatan kerja dalam hal mengingat dan berpikir. Ia akan lupa bahwa sesungguhnya ia sedang berpuasa yang sebenarnya harus bisa mengendalikan itu semua. Tak hanya itu, jika emosi ini berlangsung terus menerus, kondisi ini akan melemahkan kemampuan belajar sesorang. Dalam hal ini, kemampuan belajar yang menurun adalah kemampuan untuk mengekang hawa nafsu selama berpuasa.

Selain itu, di dalam Hukum Termodinamika, termuat sebuah konsep bernama energi bebas Gibbs (G). Energi bebas Gibbs adalah salah satu faktor dari kestabilan sebuah senyawa. Konsep enbergi bebas ini bisa dianlogikan sebagai ego di dalam diri. Semakin rendah nilai dari energi ini, maka senyawa tersebut akan lebih stabil dan tidak mudah bereaksi. Nah, di dalam pengendalian diri, menurunkan ego diri ketika menjelang berbuka puasa adalah salah satu cara untuk mencapai kestabilan diri.

Ketika energi bebas Gibbs alias ego kita rendah, maka bentuk kestabilan maksimal dari diri kita akan terpenuhi. Sebaliknya, jika energi ini tinggi, sampai kapanpun tingkat kestabilan kita akan rendah. Alias, kita akan mudah emosi. Sebulan puasa pun akan menjadi sia-sia. Kita akan mudah terurai menjadi senyawa baru atau mudah terbujuk dengan hal-hal yang tidak penting. Pengeluaran bulan puasa akan sama banyak atau bahkan lebih banyak dibandingkan bulan lainnya.

Padahal sejatinya dengan berpuasa, seorang muslim diharapkan mendapatkan akumulasi dari penahanan diri. Jika bisa bertahan secara kontinyu dan dengan disiplin yang kuat, maka kita akan terbiasa untuk menahan diri meskipun saat tidak sedang berpuasa. Terutama, menahan diri dari godaan makanan dan belanja kebutuhan yang tidak penting. Lantas, apakah kita sudah bisa mengendalikan diri terutama dalam hal pengeluaran menjelang detik-detik berbuka puasa?

Hanya diri kita yang bisa menjawabnya.

Sumber: (1) (2) (3)(4)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun