Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Adakah Larangan Non Muslim Masuk Masjid?

20 Mei 2018   15:58 Diperbarui: 20 Mei 2018   20:13 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika teman-teman saya bingung dan bertanya setelah mereka membaca cerita perjalanan saya berkunjung ke masjid-masjid. Mereka kompak bertanya pada saya, "Memang kamu boleh masuk dalam masjid?" Mimik wajah mereka bingung dengan saya yang nonmuslim ingin masuk dalam masjid. Notabene masjid adalah rumah ibadah suci bagi umat Muslim, padahal safari masjid menjadi salah satu kegiatan yang saya senangi.

Jika kalian mengikuti kisah cerita Ramadan saya di hari pertama hingga sekarang, kalian bisa menemukan benang merah yang membuat saya kagum dan rindu Ramadan. Sejak tulisan pertama saya dijadikan headline ada rasa haru yang sulit diungkapkan. Puluhan komentar masuk yang menyejukan untuk dibaca. Bukankah bulan Ramadan bulan suci penuh makna?

Lahir dan hidup di Palembang, membuka mata serta pengetahuan saya mengenal kota sendiri. Palembang memang tidak memiliki alam seperti kota lain, namun sebagai kota tertua nyatanya Palembang memiliki pluralisme budaya. Mayoritas warga Palembang merupakan keturunan dari India, Arab dan Tionghoa serta orang Palembang asli berasal dari Kesultanan Palembang Darussalam. Kebudayaan ini akhirnya memiliki karakter dan saling hidup berdampingan membentuk harmonisasi.

Hal paling sederhana yang bisa dilihat adalah arsitektur bangunan masjid. Beberapa bangunan masjid di Palembang menyerap pengaruh empat budaya tersebut. Di dukung dengan sejarah Palembang dulunya pernah disinggahi oleh orang-orang Arab, India dan Tionghoa menguasai perdagangan di Sungai Musi. Saya beruntung berkesempatan menjelajahi masjid-masjid tersebut.

Masjid Sultan Mahmud Badaruddin II

Masjid Agung (sumber : http://pelajaran-dunia.blogspot.co.id)
Masjid Agung (sumber : http://pelajaran-dunia.blogspot.co.id)
Orang Palembang mengenalnya sebagai Masjid Agung Palembang karena lokasinya berada di pusat kota Palembang. Berhadapan langsung dengan Jembatan Ampera. Sejarah mencatat Masjid Agung Palembang dibangun pada awal tahun 1738 yang menjadi penanda kejayaan Kesultanan Palembang tempo dulu.

Masjid Agung Palembang adalah masjid pertama saya untuk mengenal indahnya arsitektur bangunan islam. Saya bisa melihat impresi islami dalam bangunan masjid. Terdapat dua bangunan yang merupakan penggabungan karakter dari Palembang, Arab dan Tionghoa. Melangkah kaki masuk ke dalam masjid, mata saya merekam setiap sudut melihat ukiran-ukiran berwarna merah dan emas dalam balutan kaligrafis Arab. Masya Allah! Cantiknya.

Masjid Cheng Hoo

Masjid Cheng Hoo (sumber : pergiberwisata.com)
Masjid Cheng Hoo (sumber : pergiberwisata.com)
Ketika saya bertemu dengan salah seorang pengagas Masjid Cheng Ho di kediamannya, saya jadi tahu masjid Cheng Ho Palembang tidak berkaitan dengan Masjid Cheng Ho di Semarang. Masjid Cheng Hoo merupakan inisiasi dari para anggota dan tokoh masyarakat yang tergabung dalam Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI). 

Ide pembangunan Masjid Cheng Hoo berawal dari kunjungan para anggota ke Semarang yang membuat mereka terinspirasi untuk membangun sebuah masjid untuk menampung orang-orang beribadah.

Sekilas bangunan masjid memiliki nuansa Tionghoa, terlihat dari dua buah menara dan bangunan masjid berwarna merah dan hijau. Merah identik dengan Tionghoa sedangkan pada hijau identik dengan Islam. Perkarangan masjid lumayan luas untuk menampung setiap hari jumat orang-orang muslim tidak hanya muslim tionghoa beribadah. Hal menarik yang ditemui biasanya akan ada pasar kaget selesai sholat jumat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun