Mohon tunggu...
Hadenn
Hadenn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Football and Others

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Meluruskan 3 Mitos Gangguan Tidur yang Mungkin Kamu Rasakan!

27 April 2024   07:57 Diperbarui: 27 April 2024   08:03 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Why Mornings Don't Make You Moral - The New Yorker | The New Yorker 

Pernah enggak kalian merasa begitu capek, tentu kalian tidak sendirian. Menurut Katadata Insight Center (KIC), sebanyak 61,7 % orang Indonesia kekurangan jam tidur (kurang dari 6 jam). Bagaimanapun, tak bisa dipungkiri masalah di sini bukan seberapa lama tidur didapatkan, tetapi kecemasan sebelum tidur yang disebabkan oleh beberapa mitos, yang akan kita bahas dalam artikel ini.

Sebelum ini, kita bisa menanyakan kepada seseorang dengan latar belakang kedokteran tentang sains dibalik tidur, masalah ini bisa jadi sangat membingungkan. Dan, secara general ketika berbicara tentang mitos-mitos ini, sulit untuk menggambarkan mana sebenarnya nasihat baik untuk ditiru dan yang mana nasihat buruk untuk diabaikan.

Mengambil dari buku Matthew Walker, Why We Sleep, di sini manfaat tidur digambarkan dengan luar biasa bagus, tetapi untuk beberapa detail justru bisa memaksa, kita didorong untuk tidur selama 8 jam, kalau tidak akan mengembangkan Alzheimer lebih cepat, juga semua masalah cardiovascular lain.

Dari sini merupakan permulaan dari sleep anxiety, yang mana merupakan perasaan takut atau cemas tentang tidur, yang juga secara paradox lebih jauh lagi dalam mendorong kita untuk kesulitan tidur, ini membuat sebuah lingkaran setan yang tak disukai semua orang. 

Menurut Professor Russell Foster, seorang ilmuwan tidur yang menjalankan laboratorium di University of Oxford, melalui Deep Dive beliau membahas mitos-mitos ini lebih dalam. Tidur orang Amerika dengan Indonesia mungkin beda, tetapi masalah kita sama.

Kapan kamu tidur?

Pertama, tidak penting kapan kamu tidur selama cukup. Namun, semua ini ternyata sangat salah, kapan kita tidur juga sama penting. Semua ini dikarenakan suatu hal yang disebut circadian rhythm atau biasa dikenal sebagai alarm tubuh yang memaksa tubuh untuk memberikan sesuatu, entah kurang tidur atau terlalu banyak tidur.

Tahun 1990s, Russell dan teman-teman berhasil menemukan jumlah yang jauh lebih banyak sel dalam mata kita, yang cuma bertanggung jawab untuk mendeteksi cahaya dibandingkan dengan membantu melihat gambar. Sel-sel ini membantu otak membedakan waktu, juga mengatur alarm internal diri kita.

Dari sini karena alarm tubuh kita sensitif dengan cahaya, bisa dibilang kita ingin terbangun saat terang dan ingin tidur saat gelap di luar. Namun, semua ini belum bisa dikatakan benar, Russell masih meneliti lebih lanjut tentang ini dalam beberapa tahun terakhir. Meski, tak bisa dipungkiri kita membawa beberapa kasus menarik untuk digali di sini.

Sebagai contoh, ketika kamu jetlag atau bekerja untuk shift malam, lalu menemukan beberapa orang yang mendapatkan gangguan dengan circadian rhythm akan meningkatkan hormon stres, risiko serangan jantung, dan lebih rentan secara emosi dan masalah kognitif.

97% pekerja shift malam tidak beradaptasi dengan permintaan bekerja di malam hari, mereka bekerja sekaligus menantang hukum biologi yang menerangkan keharusan untuk tidur. Sekarang, sangat signifikan untuk kita semua sadar alarm tubuh tetap bekerja dalam diri kita, tidak semua alarm bekerja secara tepat dengan cara sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun