Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Cermin | Air Mata Perempuan Lain

13 Juni 2018   09:43 Diperbarui: 13 Juni 2018   09:50 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cermin | Air Mata Perempuan Lain
Sumber:www.pinterest.com

Bagaimanapun juga, sepandai-pandainya aku menyembunyikan perasaan, usai membaca pesan singkat Arumi yang dititipkan kepada Emak, tak urung hatiku berdegup juga. Sebagai orang yang pernah dekat tak mungkin aku tega menolak permintaannya untuk bertemu.

Ya, Arumi tengah menungguku--di suatu tempat. Dan aku tahu di mana tempat itu.

Sekali raih kunci motor sudah berada di dalam genggamanku. Aku menghidupkan mesin kendaraanku itu dengan tergesa hingga menimbulkan bunyi menggerung yang memekakkan telinga.

"Kau tidak boleh pergi menemuinya, Dot!" Emak menghadangku. Tangannya terbuka lebar. 

"Tapi, Mak. Tidak biasanya Arumi menangis seperti itu. Pasti telah terjadi sesuatu," aku nyaris menepis tangan Emak.

"Nyebut, Dot! Istigfar!" Emak meninggikan nada suaranya.

Tapi aku sudah gelap mata. Tak bisa dicegah lagi. Aku harus segera menemui Arumi.

Kalau saja Anisa tidak buru-buru muncul di hadapanku, barangkali aku sudah melesat pergi menuju ke suatu tempat di mana Arumi tengah menungguku.

"Assalamualaikum..." Anisa mengucap salam seraya mencium punggung tangan Emak.

"Walaikum salam," Emak menyahut dengan suara serak.

"Loh ada apa ini? Kenapa Emak menangis?" mata Anisa yang berkacamata menyipit. Perlahan ia menarik tangannya yang menangkup di atas punggung tangan Emak.Lalu beralih pandang ke arahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun