Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pesona Masjid 1000 Tiang di Jambi

20 Mei 2018   16:59 Diperbarui: 20 Mei 2018   17:07 1600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia kaya akan masjid beserta arsitekturnya. Berbagai model arsitektur masjid dapat kita temui di negeri tercinta ini, mulai dari budaya Arab, Tukri, India, hingga budaya lokal seperti Jawa, Bugis, dan Padang, dari bangunan kuno hingga modern tersedia. Keanekaragaman bentuk masjid ini mencerminkan betapa kayanya budaya Nusantara peninggalan nenek moyang kita dahulu.

Papan Nama Masjid Al Falah (Dokpri)
Papan Nama Masjid Al Falah (Dokpri)
Sejujurnya agak sulit memilih masjid yang cocok untuk ditulis dalam bulan Ramadan kali ini mengingat setiap masjid memiliki keistimewaan sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan lainnya. 

Setelah membuka kembali file-file yang terserak di beberapa harddisk dan memilah foto-foto yang menarik, akhirnya saya memilih Masjid Agung Al-Falah di Jambi. Masjid ini dipilih karena ada beberapa keunikan dari masjid ini yang membuat saya mencoba menuliskan profilnya di sini.

Tiang Emas Menopang Bagian Dalam Masjid (Dokpri)
Tiang Emas Menopang Bagian Dalam Masjid (Dokpri)
Pertama, jumlah tiangnya sangat banyak mencapai sekitar 256 tiang (namun ada juga yang mengatakan 232 tiang) sehingga untuk memudahkan warga setempat menyebutnya masjid 1000 tiang. 

Ada dua jenis tiang penyangga, pertama yang berwarna emas kecoklatan terletak di tengah untuk menopang bangunan utama dan kubah masjid. Kedua tiang berwarna putih yang berada di sekeliling dalam bangunan masjid untuk menyangga tiang yang menopang atap masjid.

Tiang Putih Masjid Tanpa Tembok dan Pintu (Dokpri)
Tiang Putih Masjid Tanpa Tembok dan Pintu (Dokpri)
Kedua, masjid ini dibangun tanpa pintu sehingga memudahkan aliran udara masuk dan keluar masjid. Hawa di dalam masjid pun cukup sejuk karena angin dengan mudah mengalir dan panas bisa terbawa ke luar ruangan. 

Di era modern sekarang ini, sulit menemukan masjid yang dibangun tanpa pintu dengan alasan keamanan dan kebersihan. Padahal dengan terbukanya masjid udara menjadi segar dan tidak memerlukan pendingin udara buatan.

Mihrab Masjid (Dokpri)
Mihrab Masjid (Dokpri)
Sedikit cerita dari pengurus masjid, masjid ini berdiri di atas tanah bekas Istana Tanah Pilih seluas lebih dari 2,8 hektar dengan luas bangunan 6400 m2 dan mulai dibangun tahun 1971 hingga selesai dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tahun 1978. Istana ini dulunya milik kerajaan Jambi dan pernah ditinggali oleh Sultan Thaha yang terkenal karena berani melawan penjajah Belanda. 

Masjid ini diklaim menjadi masjid berpondasi cakar ayam pertama dan didesain langsung oleh penemunya Prof. Dr. Ir. Sedijatmo serta dirancang tahan gempa.

Kubah Masjid (Dokpri)
Kubah Masjid (Dokpri)
Saat berkunjung ke masjid tersebut, saya agak sedikit heran kenapa harus banyak tiang yang berdiri di situ. Namun keraguan saya terjawab karena atap beton yang menutupi masjid tidak terlalu tebal dan harus tahan gempa sehingga perlu ditopang oleh tiang-tiang dengan jumlah yang cukup banyak. 

Sekilas memang tampak tiang-tiang tersebut agak mengganggu pemandangan, namun demi keamanan bangunan maka keberadaan tiang tersebut memang dibutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun