Nadira Aliya
Nadira Aliya Administrasi

Halo! Saya Diraliya, seorang penulis lepas yang cerewet ketika menulis namun kalem ketika berbicara. Selamat membaca tulisan-tulisan saya, semoga ada yang bisa diambil darinya :)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

"Sahur on the Road" yang Dicontohkan Nabi

4 Juni 2018   21:12 Diperbarui: 4 Juni 2018   21:21 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Sahur on the Road" yang Dicontohkan Nabi
Sumber: Pixabay.com

Tak ada yang salah dengan berbagi kebaikan. Hanya, ketika kau baik dengan cara yang salah, kebaikanmu mungkin tak terasa baik lagi.

Dalam sunyi malam, ia terjaga. Tahu persis perut yang kelaparan tak akan nyenyak memintal mimpi. Paham betul tangis anak yang tak reda menunggu ibunya selesai memasak batu sampai lunak, yang entah kapan dan keajaiban apa yang bisa melunakkan batu agar bisa terasa seperti daging. 

Lalu ia berjalan pelan-pelan. Tak seorang melihatnya. Seorang pemimpin yang tak sampai hati makan roti, sementara perut-perut pengikutnya penuh dengan angin terisi. Satu rumah demi satu rumah, lagi dan lagi terdengar mereka kelaparan, tak betah. 

Perut lelaki itu bagaikan menempel dengan punggungnya. Tadi maghrib hanya tiga buah kurma yang masuk. Langsung berebutan berubah menjadi energinya di malam hari, yang kini hampir habis lagi. Namun tidak, ia tak sampai hati mengambil bagian orang-orang yang di hari seperti ini belum tentu mendapatkan sesuatu untuk dikunyah dan ditelan dengan nikmat. 

Sungguh, ya Nabi, kami ingin menirumu. Kami ingin punya kepedulian tanpa batas yang kau contohkan. Kami ingin lebih peka terhadap bunyi-bunyi perut yang menangis. 

Apalagi ini bulan suci. Kami ingin sedikit saja mendapatkan berkah pahala yang turun seperti hujan badai. 

Maaf jika kami masih terkesan tak selembutmu. Maaf jika kami sering membuat masalah ketika menirumu. Kami sadar betul bukan manusia panutan yang bisa memberi tanpa memberi tahu orang banyak. Kami ingin kebaikan kami diikuti juga oleh banyak orang yang belum mengikutimu, ya Nabi.

Apakah ada maaf untuk kami, ya Nabi? Perut dan punggung kami jauh beratus kali lebih tebal jaraknya dibanding milikmu. Kami belum sanggup memiliki rasa cinta pada orang lain lebih dari menyayangi diri sendiri. Ah, bukankah semua manusia biasa begitu?

Apakah ada maaf untuk kami? Kami ingin cepat sampai rumah setelah selesai membagi makanan. Kami pacu mobil cepat-cepat, agar ibu dan ayah tak khawatir. Tapi tentu kantuk terkadang terlalu sombong, sungguh kami tak maksud mencelakakan teman-teman kami. 

Apakah tersisa maaf untuk kami? Kami belum bisa betah shalat malam di masjid. Kami sadar di luar sana, ada juga mereka yang tidur di trotoar dan tak kenal masjid, yang kebutuhannya masih mencari makan, boro-boro aktualisasi diri dengan doa. Kami ingin mereka juga rasakan cinta Tuhan ternyata untuk semua, bukan hanya bagi mereka yang rajin berdiam di rumah-Nya. Tapi semoga nanti mereka jadi sadar dan lebih sering mendekat pada Tuhan. 

Apakah kami pantas dimaafkan? Ketika berkumpul bersama teman masih menjadi kebutuhan hidup kami yang takut sendiri. Ketika kami amat rajin mengkampanyekan yang kami anggap baik ini di dinding-dinding profil maya kami. Kami hanya sadar, seringkali yang kami bagikan habis sebelum waktunya, kami ingin ada orang baik yang ikut berbagi bersama kami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun