Mohon tunggu...
Diana Lieur
Diana Lieur Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma orang biasa

No matter what we breed; "We still are made of greed"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Selamat Datang di Era Ketika Orang Berprinsip Dicap sebagai "Munafik"

22 Januari 2018   05:17 Diperbarui: 23 Januari 2018   19:58 2823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.lawtechnologytoday.org

Di pertemuan mata kuliah filsafat, dosen saya pernah menjelaskan bahwa manusia pada dasarnya adalah pemalas. Manusia memang cenderung mau enaknya saja, bahkan seandainya ada hasil yang tak membutuhkan proses pasti kita akan memilih seperti itu, toh kenapa kita harus repot-repot melakukan suatu proses untuk meraih hasil tersebut sementara ada pilihan yang lebih enak ? (jangan disangkut pautkan dengan ahli waris, itu mah beda lagi ceritanya). 

Spontan hal tersebut mengingatkan saya pada masa pemilihan presiden periode ini. Pada masa kampanyenya banyak orang yang membuat status di media sosial mereka dengan bertuliskan

"Siapapun presidennya nanti, tetep aja kalo mau dapet uang mah harus kerja sendiri".

Secara tidak langsung, kalimat tersebut menyampaikan hasrat kita sebagai manusia yang pemalas. Kita tak bisa mengelak bahwa kenyataannya manusia memang selalu ingin dilayani, dihargai, dimengerti, dibela, dinomor satukan, dimaklumi, dan apapun itu yang tak perlu membuat kita menjadi repot sebagai manusia.

Saya mengiyakan bahwa pernyataan itu memang benar adanya, toh kalau saya menolak maka saya termasuk orang yang munafik dalam hal ini. Jadi seperti itu lah penjelasan sederhana saya dari kata "munafik".

Istilah "munafik" di zaman now

Kebanyakan orang mengartikan istilah munafik adalah di mana kita memperlihatkan yang baik dan menyembunyikan yang buruk.

Kebetulan saya termasuk orang yang aktif dalam media sosial Instagram, sehari tak membuka Instagram rasanya ada yang kurang di zaman now ini. Apa yang dilihat di Instagram pun bermacam-macam, mulai dari lihat postingan teman sendiri, Mimi Peri, online shop, dagelan, berita terkini termasuk juga anak-anak hits Instagram (selebgram).

Menariknya beberapa waktu lalu saya membaca salah satu komentar netizen di postingan anak hits atau selebgram, seperti ini

Instagram
Instagram
Beberapa postingan si pemilik akun Instagram yang dikomentari tersebut memang cenderung berisi konten yang secara umum bertentangan dengan adat dan budaya bangsa Indonesia. Sebagai generasi bangsa, ia lebih senang memperlihatkan postingan foto dan video yang menurut orang lain menyimpang dan vulgar. Pula ditambah hiasan caption yang cukup kasar, ambigu, dan negatif, dengan alasan bahwa ia tak ingin terlihat munafik. Seolah itu lah dirinya yang apa adanya tanpa harus terlihat baik di depan orang banyak.

Saya dapat menebak dengan mudah bagaimana pemikiran si adik selebgram ini. Di mana ia menempatkan kalau banyak sekali orang yang terlihat baik mulai dari penampilan sampai kelakuan di depan umum namun pada kenyataanya semua hanyalah palsu, selalu pura-pura, alias "MUNAFIK". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun