Cucum Suminar
Cucum Suminar Full Time Blogger

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Praktis dan Kaya Manfaat, Sup Daging Jadi Andalan Saat Sahur

26 Mei 2018   14:13 Diperbarui: 26 Mei 2018   14:34 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praktis dan Kaya Manfaat, Sup Daging Jadi Andalan Saat Sahur
Sup daging yang menjadi andalan saat sahur. | Dokumentasi Pribadi

Saya jago makan, tetapi kalau masak NO! Namun setelah menikah, sebagai bentuk tanggung jawab seorang istri kepada suami (dan anak) sesekali masak juga. Terlebih saat memasuki Bulan Ramadan. Setidaknya saya masak untuk santapan sahur, kalau untuk berbuka puasa lebih sering beli jadi.

Sebeneranya bukan karena benci mengolah makanan, tetapi lebih kepada tidak bisa memasak. Terkadang saat membeli bahan makanan sudah terbayang mau dibikin apa, cari resep di internet, pas sudah jadi rasanya jauh dari yang dibayangkan. Jadi, daripada 'boros" membuang bahan makanan, lebih baik beli jadi saja.

Meski demikian, ada beberapa olahan yang saya kuasai cukup baik. Terkadang malah daripada beli, lebih baik bikin sendiri. Rasanya lebih enak, mungkin karena bahan-bahan yang digunakan sesuai dengan selera yang kita suka. Kalau beli kan, mau tidak mau, memang harus mau. Tidak bisa memilih mau pakai ini, atau tidak mau pakai itu. Apalagi untuk masakan rumahan.

Salah satu olahan andalan saya adalah sup daging sapi. Saya paling suka bikin masakan ini. Berkuah dan mudah dibuat. Tinggal cemplang, cempung, kasih bumbu, jadi. Meski memang proses memasaknya memakan waktu yang sedikit lama, terlebih bila menggunakan alat manual yang hanya digodok, tidak dipresto dagingnya.

Saat Ramadan, sup daging ini menjadi andalan. Biasanya saya membuat sup ini sore menjelang berbuka. Sehingga, sup bisa dimanfaatkan dua kali, saat berbuka dan sahur. Agar tidak bosan, makanan pendampingnya dibedakan. Misalkan pas berbuka puasa kita menyajikan sup, parkedel jagung, kerupuk ikan, sambal terasi, dan irisan sayuran untuk pelengkap sup, seperti buncis, kol, kentang dan wortel.

Sementara untuk sahur, menu pelengkap yang dipilih yang lebih gampang lagi dimasak, maklum waktu untuk memasak lebih terbatas, kecuali kita mau repot-repot bangun tengah malam --bukan dinihari menjelang imsak, seperti tahu/tempe, sambal cabe rawit, kerupuk kulit, mentimun, dan irisan brokoli yang sudah dikukus untuk campuran sup.

Biasanya campuran sayuran untuk sup suka saya pisahkan. Tujuannya agar sayuran yang kita santap untuk campuran sup selalu segar. Bila sudah nyempulung sejak kemarin sore khawatir jadi kurang segar. Selain itu, biar lebih variatif juga. Jadi yang sama hanya sup dagingnya saja, yang lain tetap berbeda.

Bila membuat sup saya memang suka sekalian agak banyak, apalagi saat Ramadan. Menurut saya sih, membuat sup dengan porsi sedikit dengan porsi yang sedikit lebih banyak, waktu menggodoknya sama. Mending buat sup yang bisa untuk dimakan dua hingga tiga kali kan, apalagi bila rasanya lezat, porsi yang seharusnya dua kali makan, bisa habis dalam waktu satu kali makan.

Terlebih bila sudah membuat sup, hati saya saat mau tidur sedikit tenang. Saya berpikir, kalaupun nanti saat sahur bangun terlalu mepet ke waktu imsak, masih oke. Makan nasi pakai sup pun sudah lumayan lezat kan? Apalagi sup kan tinggal dipanaskan beberapa menit saja agar terasa hangat.

Selain Praktis, Banyak Manfaat

Saya selalu ingat petuah kakek, dulu saat masih kecil --kala masih suka terkantuk-kantuk di waktu sahur, kakek mengatakan minum air hangat, makan dengan kuah sayur yang hangat, biar kantuknya hilang. Entah mitos, entah fakta, namun saya merasakan manfaat tersebut. Setelah minum air hangat dan menyesap kuah sayur, mata rasanya lebih segar, makan juga lebih lahap, mungkin karena ada bantuan air yang mendorong nasi ke dalam perut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun