Kokoh Hendra Liem
Kokoh Hendra Liem Freelancer

Leap up your spirit Reach out for what you want to Reach for your future... Fly to the sky if you need to

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

[Based On True Story] Bapak, Sudah 4 Ramadan Tanpa Kehadiranmu

18 Mei 2018   08:42 Diperbarui: 18 Mei 2018   08:41 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[Based On True Story] Bapak, Sudah 4 Ramadan Tanpa Kehadiranmu
Sumber : https://majalahayah.com

Bapak, kami rindu akan dirimu yang selalu menghiasi hari-hari kami.

Rumah terasa sepi tanpa kehadiranmu apa lagi menjelang ramadhan tiba seperti saat ini. Duka akan datang menyelimuti bahkan ibu sering menangis sendirian di kamar.  

Ini merupakan ramadhan yang ke 4 tanpa bapak. Berarti sudah 4 tahun lamanya bapak sudah meninggalkan kami untuk selamanya.

Pas diawal bulan ramadhan Dengan keadaan yang masih capek habis pulang dari samarinda, mendapatkan kabar bahwa bapak sakit keras. 

Buru-buru melangkahkan kaki ini menuju rumah dan masuk kedalam kamar. Disana telah ada ibu, kakak dan bibi yang sedang membaca Al-Quran. Mataku tertuju sosok yang terbaring lemah diatas kasur.

Badannya yang kurus kering, dan nafasnya yang terputus-putus sedang menandakan telah terjadi sakratul maut. 

Disaat itulah saya mulai mencium kakinya yang mulai dingin, mencium tangannya yang mulai kaku. Dan kakak membisikan kalam Allah ketelinga bapak dan menuntunnya agar bisa mengucapnya dengan baik walau dengan suara yang lirih.

Disitulah kami melihat betapa siapnya bapak saat malaikat pencabut nyawa menarik ruh bapak. Dengan senyuman manis bapak menyambut kematiannya. 

Dengan kejadian tersebut kenangan-kenangan akan bapak mulai berputar dikepalaku. Airmataku mulai jatuh membasahi pipiku. 

Setelah jasad itu tertanam diliang lahat dan orang-orang kembali kerumah masing-masing.  Suasana rumah menjadi sepi dan kemudian ibu menyuruh kami berdua duduk diruang keluarga. Dengan suara duka ibu mulai membaca surat yang di tulis beberapa minggu sebelum bapak meninggal. Bahwa bapak ingin kami berdua tetap akur dan membantu ibu.

Tulisan itu membekas hingga saat ini tak akan pernah lupa akan peruah dari bapak semasa dia masih hidup.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun