Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Nikmatnya Bukber bersama Mantan Pacar

19 Mei 2018   23:13 Diperbarui: 19 Mei 2018   23:19 1456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, ketika buka puasa bersama, semuanya terasa nikmat. sumber: dokpri

Bukber, alias Buka Bersama, istilah yang sudah familiar di telinga kita di saat-saat Puasa Ramadhan seperti sekarang ini. "Yuk, Bukber nanti sore!" begitulah ajakan teman kantor maupun teman seprofesi yang sangat susah untuk di tolak, karena sama artinya menolak rezeki.

Bukber, alias buka bersama menurut sejarahnya, sebagai ajang untuk lebih erat menjalin tali silaturahmi dengan sesama, baik itu dengan sesama muslim maupun non muslim. Sebab, dengan berbuka bersama, maka akan ada hikmah sosial yang ingin diraih demi mendapatkan pahala di bulan Puasa Ramadhan ini.

Seperti hari ini, ntah kenapa saya teringat kembali akan asyiknya kebersamaan saat bekerja sepuluh tahun yang lalu sebagai EDP (Entry Data Processing) pada salah satu perusahaan farmasi di kota Medan ini. Kala itu kebersamaan antara umat muslim maupun non muslim sangat erat. Karena pekerjaan kami kalau sudah mendekati akhir bulan harus lembur menyelesaikan semua orderan-orderan faktur dari Apotik, Rumah Sakit, hingga perusahaan-perusahaan besar sekelas Kimia Farma maupun Pertamina, maka terkadang kita lupa jadwal makan.

Nah, begitu juga saat bulan Puasa, karena asyiknya mengentri -- memasukkan data stok barang ke komputer -- hingga nantinya di cetak menjadi faktur untuk dibuatkan barangnya oleh karyawan gudang, maka terkadang saya lupa jikalau waktu sudah menunjukkan saatnya berbuka Puasa. Teman-teman sales farmasi langsung rame-rame mendatangi ruangan kerja saya. Tanpa di komandoi, mereka mengajak saya untuk buka bersama.

Mungkin untuk balas jasa kali ya, karena faktur mereka cepat saya masukkan? Akh yang pasti saya selalu mendapat berkah di bulan puasa dengan buka puasa bersama teman-teman saya yang muslim, juga dengan non muslim, kami duduk satu meja di rumah makan dekat kantor. Sungguh nikmat berbuka dengan teman-teman sekantor di masa itu. Sekarang? Waktu itu sangat sulit untuk di ulang kembali. Memang benar kata pepatah, "Waktu dan kesempatan sangat langka bisa di ulang kembali!".

Ketika rasa kangen berbuka puasa itu tidak bisa terwujud kembali dengan teman-teman di tempat kerja sekarang? Disamping karena waktu bertemunya juga hanya setengah hari, juga kebersamaan yang kurang terpupuk mengakibatkan tidak ada saling pengertian dan saling mengajak untuk bukber.

Akibatnya, untuk mengobat rasa kerinduan buka bersama tersebut, maka sayapun mengajak mantan pacar saya untuk bukber bersama hari ini. Ternyata niat baik, jika memang diniatkan dengan baik maka sang waktupun mewujudkannya.

Buka puasa bersama ini juga mengingatkan kami kala masih pacaran dulu, ketika itu kami sering bersama tetangga, kebetulan kami tinggal di kompleks yang mayoritas muslim buka bersama dengan mereka. Terkadang bawa makanan masing-masing, kumpul di rumah pak Ali. Begitu juga dengan hari berikutnya, kami kumpul di rumah pak Sutrisno, bergiliran.

Mengulang kembali kenangan berbuka puasa bersama teman, terasa terobati ketika saya bersama mantan pacar menaiki sepeda motor. Mengulang kembali memori tersebut. Kami mengitari kota Medan, mencari tempat bukber yang enak. Akhirnya, kami dapat tempat yang cukup sederhana di sekitaran Pajak USU (Pajus), karena disamping dekat rumah, juga pastinya harganya terjangkau.

Animo untuk berbagi dengan sesama sangat terlihat ketika kami duduk bersama dalam satu meja. Kebetulan di meja yang kami duduki, karena padatnya pembeli, harus rela berbagi dengan sesama. Kami duduk satu meja tanpa memandang perbedaan. Dan ini juga saatnya berbagi kebaikan untuk mendapatkan pahal, kenapa saya katakan demikian?

Karena saat kami asyik bercerita mengenang masa-masa pacaran, sembari menunggu makanan pembuka dan makanan inti saat berbuka, saya dikejutkan oleh anak-anak tukang semir yang masih berkeliaran. Pun dengan anak-anak yang mengais rezeki di lampu merah. Ketika itu ada seorang anak yang menawarkan jasa semiran dari meja ke meja, tetapi tidak ada yang mau memberikan sepatunya di semir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun