Mohon tunggu...
Lukmanul Hakim
Lukmanul Hakim Mohon Tunggu... Jurnalis Warga (JW) cbmnews.net, Divisi OSDM Panwascam Larangan, Koord. JW Belik Kab. Pemalang -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk Perubahan - Jangan Pernah Berhenti untuk Belajar - Selalu Semangat dan Berkarya melalui ide dan gagasan yang dituangkan dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kembang Api, Sambut Hari Raya Idul Fitri

14 Juni 2018   21:26 Diperbarui: 14 Juni 2018   21:46 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Jeder..jeder....wuuushhh....duuaar...duaar..

Suara itu terdengar kencang di telinga, saat dinyalakan dan meluncur di atas genteng rumah. Ya..itu adalah suara mercon yang dinyalakan oleh beberapa orang untuk menyambut kehadiran datangnya hari raya Idul Fithri.

Selain bergema suara takbir, " Allahu Akbar..Allahu Akbar..Laa ilaha illallahu Wallahu Akbar..Allahu Akbar Walillahilhamd", tak kalah kencang suara mercon dari ba'da maghrib sampai saat ini penulis sedang menulis artikel ini, pkul 20.40 WIB. Hari Kamis, 14 Juni 2018 merupakan hari terakhir di bulan Ramadhan, hal ini sudah diumumkan bahwa hilal sudah nampak di beberapa tempat. Meskipun begitu, Muhammadiyah sudah jauh-jauh hari mengumumkan menurut perhitungan hisab bahwa Jumat tanggal 1 Syawal 1439 Hijiriyah. Hal ini tentu tidak perlu diperdebatkan lebih jauh, karena masing-masing punya pendapat tersendiri.

Ada yang unik, beberapa tahun ini, bersliweran kembang api yang memancarkan aneka warna di langit yang pekat. Dahulu, kembang api seperti itu hanya bisa disaksikan di kota-kota besar hanya untuk momen menyambut tahun baru Masehi, namun saat ini orang dengan mudah mendapatkannya dan bisa dinyalakan di berbagai momentum. Di Desa pun saat ini sudah bisa menyaksikan pemandangan mercon air mancur yang indah.

Terlepas dari hal itu, kalau hanya untuk kemeriahan idul Fithri, mungkin tidak masalah, yang penting tidak berlebihan. Segala sesuatu yang berlebihan bukankah tidak bagus, termasuk sikap boros membuang-buang uang dalam skala besar hanya untuk memborong kembang api yang banyak. Ini termasuk sikap pemborosan yang tidak pantas untuk ditiru.

Kembang api untuk bahagiakan anak

Kalau hanya sesaat kebahagiaan anak, tidaklah mengapa memberikan kembang api, yang terpenting menjaga anak saat bermain dan menyalakan petasan kembang api agar aman. Jangan sampai orang tua lengah dan luput pengawasan terhadap anak. Karena bermain api itu berbahaya, kalau tidak diawasi bisa membakar sekitar.

Sehingga, kadar atau batasan orang tua dalam memberikan kembang api kepada anak juga jangan berlebihan. Secukupnya saja, hanya pada satu momen, hal ini untuk mengantisipasi bahaya bermain petasan kembang api.

Selain menyambut dengan nuansa kemeriahan kembang api, pada malam idul Fithri juga dihiasi dengan lampu temaram alami yakni obor. Ada di beberapa wilayah yang menjadikan momen malam idul fithri untuk syiar takbir keliling bersama warga sekitar. Berjalan dengan rapi dan dihiasi dengan berjejer anak kecil membawa obor, sehingga dinamakan pawai obor.

Meskipun sudah ada penerangan lampu, namun dengan pawai obor seolah mengingatkan orang zaman dahulu saat tidak ada penerangan dari PLN. Mereka dikala malam harus menyalakan obor sebagai penerang. Sehingga, kealamiahan akan terasa kita saksikan saat melihat rombongan pawai obor sambut idul Fithri dengan keliling jalan.

Kegiatan pawai obor seolah sudah menjadi kebiasaan atau tradisi mengakar yang ada di sebagian masyarakat muslim. Yang terpenting, jangan dijadikan ajang pawai obor untuk keributan. Hindari jalan besar saat kegiatan takbir keliling. Tidak sedikit, yang mestinya tujuannya untuk syiar, namun karena ulah beberapa orang menjadi terkotori niat yang baik tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun