Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Administrasi - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Masjid Mangkunegaran, Berdiri Lebih dari 2 Abad

20 Mei 2018   16:10 Diperbarui: 20 Mei 2018   16:19 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila berkunjung ke kota Solo, tak salah bila meluangkan waktu sejenak untuk menjadi saksi sejarah dari keberadaan masjid Al-Wustho Mangkunegaran.

Kota Solo memang sarat akan peninggalan bersejarah.  Selain keraton, ada juga masjid Al-Wustho Mangkunegaran yang usianya sudah mencapai lebih dari 250 tahun.  Masjid ini menjadi salah satu  bukti peninggalan bersejarah pada masa Mangkoenegoro I atau yang lebih dikenal dengan nama pangeran sambernyawa.

Letaknya ada di sebelah barat Pura Mangkunegaran. Oleh karena masih dalam satu wilayah pura, maka pengelolaan masjid masih dilakukan oleh pihak pura meski secara administrasi ada di bawah pengelolaan Departemen Agama.

Meski sudah berusia lebih dari 2 abad, masjid Al-Wustho masih bisa difungsikan sebagai tempat ibadah secara normal.  Bentuknya memang unik dan nyentrik. Awal memasuki area masjid orang akan disambut dengan gapura melengkung dengan ujung mengerucut dan berhiaskan tulisan kaligrafi Arab. Mendekati masjid, ada gapura ke dua atau yang dinamakan markis dengan ukuran 5x5 meter yang juga sama-sama bertuliskan kaligrafi Arab.

Doc.pribadi
Doc.pribadi
Masjid Al-Wustho memang kental dengan aksen ketimuran. Kaligrafi yang terdapat pada markis sebagai salah satu buktinya. Selain itu ada juga menara dengan tinggi 25m dengan diameter 2m di sebelah utara masjid. Selain budaya timur, masjid ini juga mengusung perpaduan budaya antara Eropa dan Jawa. Budaya eropa tercermin dari kaca patri di sela atap sedangkan budaya jawa terlihat dari atapnya yang bertajuk dan bertingkat.

Masjid dengan luas kurang lebih 4200 m ini merupakan salah satu cagar budaya pemerintah. Kala weekend tiba, masjid ini ramai dikunjungi oleh warga setempat dan wisatawan untuk beribadah maupun untuk sekadar beristirahat sejenak.  Karena rupa masjid yang eksotik, orang sering mengambil beberapa sudut masjid untuk diabadikan ke dalam foto.

Di sisi kiri masjid terdapat bangunan yang disebut dengan maligin. Bangunan ini konon dulunya sering dipakai untuk acara khinatan atau sunatan masal. Bentuknya melingkar dengan tinggi 5m dan diameternya 2m. Anak yang akan dikhitan masuk ke dalam maligin selagi yang lain mengantri di luar. Sekarang maligin hanya difungsikan sebagai pos jaga.  Selain maligin, terdapat juga ruang pengurus yang letaknya di belakang menara.  Ukurannya kurang lebih 9x6m.  Selain untuk para pengurus, kantor ini juga difungsikan sebagai perpustakaan umat.

doc.pribadi/maligin
doc.pribadi/maligin
Pada bulan ramadan, masjid Al-Wustho Mangkunegaran mengadakan serangkaian kegiatan seperti TPQ dan Tadaruz Al-Qur'an menjelang buka puasa. Selain itu ada juga pengajian usai salat tarawih. Jadi, selain belajar sejarah kita juga bisa memaksimalkan bulan suci ramadan dengan mengikuti rangkaian kegiatan yang ada di sana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun